Jumat, 15 Maret 2019 17:46

Penembakan di Masjid Selandia Baru, Pelaku Terinspirasi Game Fortnite

Mulyadi Abdillah
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tangkapan layar saat insiden penembakan berlangsung, menunjukkan tersangka menembaki jamaah masjid di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Dok. istimewa
Tangkapan layar saat insiden penembakan berlangsung, menunjukkan tersangka menembaki jamaah masjid di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Dok. istimewa

Pria 28 tahun ini mengaku telah belajar menjadi pembunuh lewat sebuah game.

RAKYATKU.COM - 4 terduga pelaku penembakan dua masjid di Christchurch, Selandia Baru sudah ditangkap. Salah satu pelaku diketahui warga negara Australia bernama Brendon Tarrant.

Pada Kamis malam (14/3), Tarrant sempat menulis ultimatum bahwa dia akan membunuh orang-orang pada Jumat (15/3).

"Aku akan menyerang melawan para penjajah dan akan menyiarkannya secara langsung via Facebook," tulis Tarrant sebagaimana dilansir The Sydney Morning Herald.

Status Tarrant di Facebook, pun dibuktikan. Dia memposting video di media sosial saat melakukan aksi sadisnya menembaki jemaah masjid yang sedang salat Jumat dengan sudut pandang sebagai seorang penembak.

Dalam sebuah manifesto yang disebarkan via media sosialnya, pria 28 tahun ini mengaku telah belajar menjadi pembunuh lewat sebuah game.

"(Game) Fortnite mengajarkanku menjadi seorang pembunuh," ujarnya.

Fortnite merupakan game online battle royale. Dalam game ini para pemain akan bertarung dalam sebuah arena tanding menggunakan senjata sampai ada orang terakhir yang bertahan. 

Game besutan Epic Games ini cukup digandungi anak muda di seluruh dunia namun memicu kekhawatiran orang tua. Fortnite bukan satu-satunya yang digemari, ada game battle royale lainnya yang tenar yaitu Player Unknown Battle Grounds atau PUBG.

Beberapa negara telah melarang game-game ini karena dampak buruk yang dihasilkan, salah satunya yakni India yang melarang PUBG atau China yang memblokir Fortnite.