RAKYATKU.COM - Calon wakil presiden nomor urut 02 ikut berkomentar terkait tertangkapnya Ketua Umum PPP, Romahurmuziy. Dia menyebut ini hari yang sangat gelap bagi politik di Indonesia.
Namun, dia menolak penangkapan ini dikait-kaitkan dengan Pilpres 2019. Termasuk apakah pihaknya diuntungkan dengan kasus yang menimpa petinggi parpol salah satu pendukung Jokowi-Ma'ruf tersebut.
"Saya nggak mau bicara sama sekali. Ini musibah, jangan kita ngambil kesimpulan seperti itu, belajarlah dewasa, it could happen to anyone," kata Sandiaga Uno kepada wartawan, Jumat (15/3/2019).
Sandiaga Uno sempat mengungkit pertanyaan capres Joko Widodo kepada Prabowo Subianto dalam debat perdana Pilpres 2019.
"Waktu debat pertama kan Pak Jokowi mengangkat masalah kader yang ditanyakan ke Pak Prabowo dan ini sekarang menjadi riil di level nasional ada kejadian seperti ini, saya sangat prihatin," ujar dia usai salat Jumat di Masjid Al-Azhar, Jalan Sisingamangraja, Jakarta Selatan.
Sandi mengaku prihatin pucuk pimpinan salah satu partai besar partai yang dulu eksis dari sebelum reformasi masih bisa terkena OTT seperti ini. "Ini adalah salah satu keprihatinan bersama," kata Sandiaga.
Apalagi, kata dia, sebelumnya pimpinan KPK membuat pernyataan bahwa KPK kalau mau OTT tiap hari juga bisa. "Jadi ini hari yang sangat gelap buat politik kita dan mari kita dewasa dengan tak menyimpulkan ke pilihan kita 17 April nanti," tegas Sandiaga.
Sementara itu, Kabiro Humas KPK Febri Diansyah menjelaskan bahwa ada lima orang yang ditangkap dalam kasus yang melibatkan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
"Lima orang, dari anggota DPR, swasta, dan unsur pejabat Kemenag (Kementerian Agama) daerah," ucap Febri Diansyah.
Lima orang itu disebut Febri masih berada di Mapolda Jawa Timur. OTT memang dilakukan di Surabaya, Jatim. Namun, status Romi belum ditetapkan hingga saat ini.