Jumat, 15 Maret 2019 12:14

Penembakan di Masjid Selandia Baru: Pria 70 Tahun Sasaran Pertama, Istri Tewas Tersungkur di Trotoar

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana pasca penembakan terhadap jemaah salat Jumat di Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). (FOTO: THE GUARDIAN)
Suasana pasca penembakan terhadap jemaah salat Jumat di Selandia Baru, Jumat (15/3/2019). (FOTO: THE GUARDIAN)

Penembakan terhadap jemaah salat Jumat di Deans Ave, Christchurch, Selandia Baru, tergolong sadis. Sejumlah warga memberikan kesaksiannya.

RAKYATKU.COM - Penembakan terhadap jemaah salat Jumat di Deans Ave, Christchurch, Selandia Baru, tergolong sadis. Sejumlah warga memberikan kesaksiannya.

Salah seorang saksi mata, Argyle mengaku melihat seorang pria di mobil perak berhenti di luar motel. Pelaku lalu menembak seorang pria tua Muslim yang sedang berjalan menuju masjid.

"Tembakan itu menghancurkan jendela samping pengemudi dari mobil si penembak," kata Borodin, saksi lainnya.

Argyle pada pemilik Taman Lena Borodin mengatakan dia melihat seorang pria di mobil perak berhenti di luar motel dan menembak seorang pria tua Muslim yang sedang berjalan menuju masjid.

"Tembakan itu menghancurkan jendela samping pengemudi dari mobil si penembak," kata Borodin, saksi lainnya.

Seorang pelaku penembakan digambarkan masih berusia muda dan kurus. Usai menembak, dia langsung kabur. 

Seorang saksi lainnya yang tidak mau menyebutkan namanya, mengatakan bahwa dia sedang salat di masjid Deans Ave ketika dia mendengar penembakan dimulai. Dia berhasil melarikan diri, tetapi melihat istrinya terbaring mati di trotoar di luar. 

"Istri saya sudah mati," katanya meratap seperti dikutip dari Stuff.co.nz, Jumat (15/3/2019). 

Seorang pria lain mengatakan dia melihat anak-anak ditembak. Lusinan orang ditembak oleh seorang pria yang mengenakan seragam militer.

Saksi lainnya, Ranzan Ala mengatakan semua orang mulai berlari ke salah satu pintu ketika penembakan dimulai. Begitu dia keluar dan melarikan diri, dia melihat ada darah dari orang lain.

"Ya Tuhan, aku tidak ingin melihat hal seperti ini, itu mimpi buruk. Itu akan ada di sana selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan."

Temannya dari Fiji juga ada di masjid bersamanya dan hilang. Sekitar 20 hingga 30 anak termasuk di antara sekitar 500 orang di dalam masjid.