Rabu, 13 Maret 2019 23:00

Pengakuan Pilot MAX 8: Hidung Langsung Menukik Setelah Autopilot DiaktifkanĀ 

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Salah satu pesawat Boeing 737 MAX 8.
Salah satu pesawat Boeing 737 MAX 8.

Penyebab kecelakaan yang menimpa pesawat Boeing 737 MAX 8 perlahan-lahan terkuak. Dua pilot memberikan kesaksian tentang pengalaman mereka selamat dari kecelakaan.

RAKYATKU.COM - Penyebab kecelakaan yang menimpa pesawat Boeing 737 MAX 8 perlahan-lahan terkuak. Dua pilot memberikan kesaksian tentang pengalaman mereka selamat dari kecelakaan.

Berdasarkan sejumlah laporan yang diajukan tahun lalu dalam database yang disusun NASA, dua pilot mengatakan, masalah muncul tidak lama setelah mengaktifkan sistem autopilot di pesawat mereka.

Hidung pesawat langsung mengarah ke bawah dengan tajam. Beruntung, kedua pilot yang tak disebutkan namanya itu berhasil memulihkan dengan cepat kondisi itu setelah mematikan sistem autopilot.

Pesawat Boeing 737 MAX 8 mengalami dua kali kecelakaan hanya dalam kurun waktu lima bulan. Sebelum Ethiopian Airlines jatuh, sebelumnya pesawat Lion Air JT-610 jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Dalam satu laporan, seorang kapten maskapai mengatakan bahwa segera setelah menempatkan pesawat pada mode autopilot, co-pilot mendapat peringatan pesawat 'mengurangi ketinggian' atau 'descending' yang diikuti oleh peringatan audio dari dalam kokpit, "don't down', don't down"

Kapten segera mematikan mode autopilot dan melanjutkan upaya meningkatkan posisi pesawat ke ketinggian. "Dengan kekhawatiran terhadap isu hidung pesawat mengarah ke bawah pada MAX 8, kami sama-sama menganggap perlu untuk memberitahukan Anda," tulis sang kapten.

Kapten menambahkan bahwa perkiraan utama saya adalah fluktuasi kecepatan udara karena sistem cuaca singkat yang membanjiri otomatisasi pesawat.

Pada penerbangan lain, co-pilot itu mengatakan bahwa beberapa detik setelah menggunakan mode autopilot, hidung pesawatnya mengarah ke bawah dan pesawat mulai turun pada ketinggian 1.200 hingga 1.500 kaki (365 hingga 457 meter) per menit.

Seperti pada penerbangan lainnya, sistem peringatan ketinggian pesawat yang rendah mengeluarkan peringatan audio. Kapten memutus sistem autopilot dan pesawat mulai naik.

Pasca insiden kedua pilot sempat membahas kondisi ini, "Tetapi tidak dapat memikirkan alasan apa pun mengapa pesawat yang mereka kendalikan terbang dengan sangat agresif," kata co-pilot.

Informasi awal yang dikeluarkan oleh para penyelidik Indonesia menunjukkan bahwa mereka tengah menyelidiki kemungkinan peran teknologi anti-stall otomatis pada pesawat 737 MAX 8 sebagai faktor yang berkontribusi dalam kecelakaan Lion Air pada bulan Oktober lalu tak lama setelah tinggal landas dari Jakarta.

Data menunjukkan bahwa pilot mengalami kesulitan mengatasi perintah hidung pesawat mengarah ke bawah (nose-down) yang berulang dari pesawat sebelum menabrak Laut Jawa dan menewaskan 189 orang. (Sumber: ABC)