RAKYATKU.COM - Satu orang tewas dan 29 lainnya cedera dalam serangan granat di sebuah stasiun bus di kota Jammu, India, ketika ketegangan di wilayah yang bermasalah mencapai titik didih.
Ledakan itu terjadi hanya beberapa minggu setelah kelompok militan yang bermarkas di Pakistan menewaskan 40 perwira polisi paramiliter di dekat Kashmir, hampir memicu perang antara kedua negara yang memiliki senjata nuklir.
"Saya meminta semua orang untuk tetap tenang. Kami mengejar semua petunjuk," ujar Kepala polisi Jammu MK Sinha, dikutip dari Express, Kamis (7/3/2019).
Motif di balik ledakan granat tidak diketahui tetapi itu digambarkan sebagai serangan oleh pejabat senior pemerintah di New Delhi.
Jammu dan Kashmir terbagi antara Kashmir, wilayah mayoritas Muslim yang melihat sejumlah besar kegiatan militan, dan Jammu, wilayah mayoritas Hindu dan rumah bagi kota dengan nama yang sama.
“Setiap kali ada kondisi siaga yang tinggi, kami memperkuat pemeriksaan dan penggeledahan tetapi selalu ada kemungkinan seseorang lolos dan yang ini sepertinya merupakan kasus seperti itu. Jelas niatnya selalu mengganggu harmoni dan kedamaian komunal," jelas dia.
Dia mengatakan polisi sedang mengumpulkan bukti yang bersumpah untuk "memburu si penyerang".
Seorang juru bicara polisi mengatakan: "Sebuah granat dilemparkan oleh orang tak dikenal yang meledak di bawah bus di terminal utama.
"Bus itu akan berangkat ke kota Pathankot di Punjab."
Ketegangan memuncak sejak pemboman bunuh diri pada 14 Februari di Kashmir yang dikuasai India.
Kelompok militan yang berbasis di Pakistan Jaish-e-Mohammed (JeM) mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan yang memicu serangan udara balasan India pada sebuah kamp pelatihan teroris yang diduga dekat kota Balakot, Pakistan.
Konflik semakin meningkat ketika sebuah pesawat India ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan Pakistan dan pilotnya dipenjara sebelum dikembalikan dalam "isyarat perdamaian".
Kedua belah pihak terus menembakkan artileri dan mortir ke perbatasan de-facto mereka.
Pasukan India juga telah berperang dengan militan dan menangkap ratusan orang.