Rabu, 06 Maret 2019 15:11

OPM Klaim Habisi Prajurit Satu Kamp, TNI: Egianus Tebar Hoaks karena Terjepit

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rumah honai yang diklaim OPM, sengaja dibakar pasukan TNI. (Sumber: akun Facebook TPNPB)
Rumah honai yang diklaim OPM, sengaja dibakar pasukan TNI. (Sumber: akun Facebook TPNPB)

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), kembali mengeluarkan laporan.

RAKYATKU.COM, PAPUA - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), kembali mengeluarkan laporan.

Mereka mengklaim telah membunuh seluruh prajurit TNI-Brimob di salah satu kamp. Itu diungkap di akun Fanpage Facebook, TPNPB.

Menurut akun tersebut, penyerbuan dilakukan Sabtu 2 Maret 2019 lalu, sekitar pukul 04.00 WIT oleh TPNPB Makodap III Ndugama pimpinan Egianus Kogeya. 

"Telah dilakukan penyerangan terhadap salah satu rumah yang ditempati pihak TNI/Brimob Indonesia. Akibatnya seluruh prajurit TNI telah tewas di dalam kamp," tulis akun tersebut.

Saat ini kata akun tersebut, TPNPB-OPM sedang mempersiapkan diri menghadapi TNI/Polri yang masuk dari arah Mapenduma yang hendak menguasai Mugi.

Menurut akun tersebut, sejak Jumat, 1 Maret 2019, pihak militer Indonesia telah menyeberangi Kali Mugi, dan tiba di Lapangan Terbang Darakma.

Akun tersebut juga mengatakan, ada 50 rumah adat honai dibakar pasukan dari Indonesia tersebut.

Sementara itu, Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi, menyebut, gerombolan yang dipimpin Egianus Kogeya, berani menebar hoaks dan teror di Nduga, Papua, karena kondisinya sudah terjepit, dan kekurangan bantuan makanan.

Sebab, hampir seluruh kampung sudah dikuasai oleh aparat keamanan. Pihak gerombolan OPM kata dia, selalu menggunakan rakyat sebagai tameng dengan cara mengintimidasi rakyat dan memaksa untuk mengungsi.

“KKB (OPM), selalu berupaya membentuk opini dengan memutarbalikkan fakta seolah-olah TNI/Polri yang melakukan kejahatan kemanusiaan dengan isu ribuan rakyat mengungsi dan kelaparan di hutan. Padahal kehidupan sosial dan roda perekonomian di Kabupaten Nduga berjalan dengan normal," ujar Aidi sebagaimana dilansir Kompas.

Menanggapi ultimatum Egianus, Aidi menyatakan bahwa Kabupaten Nduga adalah bagian dari wilayah kedaulatan NKRI sebagaimana daerah lain di seluruh nusantara.

Ia menegaskan, NKRI tidak akan mundur apalagi tunduk hanya karena adanya ultimatum dari kelompok gerombolan separatis.

"Pihak TNI/Polri akan memberikan perlindungan keamanan kepada seluruh warga negara Indonesia, termasuk di Nduga," tegasnya.