Senin, 04 Maret 2019 21:29

Jasad Khashoggi Dibakar di Oven Raksasa Rumah Konjen Saudi

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Jamal Khashoggi
Jamal Khashoggi

Jasad Jamal Khashoggi masih jadi misteri. Namun, sebuah kabar terbaru menyebutkan, jasad wartawan senior itu, dibakar di oven raksasa yang sengaja dibuat atas perintah Konjen Arab Saudi di Istanbul, T

RAKYATKU.COM, ISTANBUL - Jasad Jamal Khashoggi masih jadi misteri. Namun, sebuah kabar terbaru menyebutkan, jasad wartawan senior itu, dibakar di oven raksasa yang sengaja dibuat atas perintah Konjen Arab Saudi di Istanbul, Turki, Mohammed al-Otaibi.

Dilansir dari Al Jazeera, Senin (4/3/2019), oven raksasa itu ada di kediaman Konjen. Pembakaran jenazah Khashoggi itu memakan waktu selama tiga hari. 

Otoritas Turki disebut mengamati bekas hangus terbakar pada tungku pembakaran outdoor. Diyakini tas-tas yang membawa potongan tubuh Khashoggi dibawa dari Konsulat Saudi tempat Khashoggi dibunuh dan dimutilasi, menuju kediaman Konjen Saudi yang berjarak hanya beberapa ratus meter. 

Al Jazeera mewawancarai seorang pekerja yang membangun tungku pembakaran tersebut. Si pekerja mengatakan, tungku pembakaran itu dibangun berdasarkan perincian dari sang Konjen Saudi sendiri.

Perinciannya antara lain, tungku itu harus sangat dalam dan bisa tahan panas hingga suhu di atas 1.000 derajat Celsius, sebuah derajat panas yang bisa melelehkan logam. 

Laporan Al Jazeera juga menyebut, beberapa kantong daging juga dibakar di dalam oven raksasa itu, setelah pembunuhan Khashoggi, demi menutup jejak 'kremasi' wartawan yang semasa hidup kritis terhadap otoritas Saudi itu. 

Namun, para penyidik Turki menemukan bekas darah Khashoggi di dinding kantor Konjen Saudi di Istanbul. Temuan itu didapat setelah menghapus cat yang baru dioleskan tim pembunuh dari Saudi usai Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat Saudi pada 2 Oktober 2018.

Al Jazeera dalam laporannya mengatakan, kepala intelijen Turki, Hakan Fidan, menjadi pejabat Turki pertama yang menghubungi Saudi terkait kasus Khashoggi. 

Dalam panggilan teleponnya dengan pemimpin de-facto Saudi, Fidan dilaporkan meminta Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) untuk mengungkapkan keberadaan Khashoggi. Panggilan itu terputus di tengah percakapan, ketika MBS menolak permintaan itu dan mengakhiri panggilan dengan ancaman yang tidak bisa diterima.