RAKYATKU.COM - Lima tahun lalu, orang-orang yang mereka cintai naik ke pesawat MH370 dan menghilang.
Sejak saat itu, para keluarga korban kecelakaan pesawat Malaysia Airlines terus bertemu, sekitar sebulan sekali. Tujuannya adalah untuk saling mendukung dan berusaha agar kisah Malaysia Airlines MH370 tidak tenggelam di mata publik.
Boeing 777, yang menghilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014, telah menjadi misteri penerbangan terbesar di dunia.
Potongan puing-puing pesawat telah menguap di garis pantai Afrika timur, tapi dua pencarian bawah laut di Samudra Hindia selatan tidak membuahkan hasil.
"Karena kelaparan akan informasi dan berjuang untuk melanjutkan hidup mereka, keluarga-keluarga itu saling bersandar untuk saling mendukung," kata Jacquita Gonzales, yang suaminya, Patrick Gomes termasuk salah satu korban MH370.
"Ini melampaui kelompok yang menunggu jawaban," kata guru TK berusia 57 tahun itu.
"Itu telah menjadi keluarga juga, keluarga besar," katanya kepada Reuters.
Selama lima tahun kelompok ini berkampanye untuk menjaga perhatian publik pada MH370 dan saling membantu mengatasi kesedihan mereka serta mencoba menjalani kehidupan normal dengan kembali bekerja, membesarkan anak-anak dan, dalam kasus Gonzales, memerangi penyakit.
Dia didiagnosis menderita kanker payudara pada tahun 2016 untuk kedua kalinya dalam hidupnya.
"Ketika saya pertama kali menderita kanker, saya meminta dukungan suami saya," katanya.
"Ini kedua kalinya. Tapi aku punya banyak anggota keluarga, teman-temanku, anak-anakku, dan sekarang keluarga MH37-ku ... jadi itu membuat kami terus maju."
Pada awal 2017, Malaysia, China, dan Australia membatalkan pencarian selama dua tahun senilai US $144 juta di Samudera Hindia bagian selatan setelah tidak menemukan jejak pesawat.
Pencarian kedua yang berlangsung selama tiga bulan, yang dipimpin oleh perusahaan eksplorasi AS Ocean Infinity, berakhir pada Mei 2018. Juga tanpa ada hasil.
Sebuah laporan setebal 495 halaman yang diterbitkan pada bulan Juli mengatakan Boeing 777 kemungkinan sengaja keluar jalur, tapi para penyelidik tidak dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab.
Pemerintah Malaysia mengatakan akan mempertimbangkan untuk melanjutkan pencarian jika ada bukti baru.