RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Mobil angkutan umum dalam kota (angkot), atau yang dikenal dengan istilah Pete-pete oleh warga Kota Makassar, kini di ambang punah. Salah satu penyebabnya adalah, tergusur transportasi berbasis online.
Fenomena ini bisa disaksikan di sejumlah ruas jalan di Kota Makassar. Pete-pete yang beroperasi sudah bisa dihitung jari. Pun penumpangnya minim lantaran warga kini hijrah ke transportasi online.
Data yang dirilis Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Makassar, jumlah mobil pete-pete dari tahun ke tahun terus menurun. Pada 2002, jumlahnya tercatat sebanyak 4.113 kendaraan yang beroperasi. Lima tahun kemudian, turun lagi menjadi sekitar 3.000 unit.
"Sebelum 2017 kembali mengalami penurunan menjadi sekitar 2.000 unit," ucap Amry, Staf Bidang Moda Tranportasi Dishub Makassar kepada Rakyatku.Com saat ditemui, pada Kamis, (28/2/2019).
Amry tak menampik, keberadaan transportasi online menjadi salah satu biang penyebab populasi mobil pete-pete terus menurun. Sebut saja Go-Jek dan Grab.
"Faktor (penyebab) lainnya juga karena usia kendaraan. Pete-pete tidak ada lagi peremajaan. Kita di Dishub tidak ada lagi penambahan daftar kendaraan tersebut," jelasnya.
Kondisi ini menyebabkan mobil pete-pete "bertransmigrasi" ke wilayah penyanggah Kota Makassar. "Sudah ada yang berpindah dari kota ke kabupaten," ungkap Amry.
Pete-pete juga di ambang punah, lantaran tidak seimbangnya jumlah penghasilan dengan pengeluaran. Misalnya dalam hal pembelian onderdil hingga pengurusan surat kendaraan.
"Kewalahan membeli onderdil yang sangat mahal harganya. Ditambah lagi biaya lainnya. Seperti biaya STNK, dan biaya izin trayek. Sementara pemasukannya tidak sesuai dengan yang harus dikeluarkannya," pungkasnya.