Senin, 25 Februari 2019 08:57

Strategi Arab Saudi untuk Redam Kongres Amerika, Ini Profil Dubes Rima bin Bandar

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
 Dubes Arab Saudi untuk AS, Putri Rima binti Bandar
Dubes Arab Saudi untuk AS, Putri Rima binti Bandar

Keputusan Arab Saudi mengangkat Putri Rima binti Bandar sebagai duta besar untuk Amerika Serikat dianggap bagian dari strategi untuk meredam anggota Kongres Amerika.

RAKYATKU.COM - Keputusan Arab Saudi mengangkat Putri Rima binti Bandar sebagai duta besar untuk Amerika Serikat dianggap bagian dari strategi untuk meredam anggota Kongres Amerika.

Selain pernah kuliah di Amerika, Rima yang moderat dipercaya mampu memperbaiki hubungan Arab Saudi dengan Amerika Serikat.

Tugas pertama Putri Rima adalah meredam kemarahan anggota Kongres Amerika Serikat pada Arab Saudi atas kasus kematian Jamal Khashoggi. Rima juga harus menghadapi ancaman AS yang akan membuat sanksi tegas pada Riyadh.

Kongres Amerika Serikat menilai Mohammed bin Salman yang secara de facto memimpin Arab Saudi harus bertanggung jawab atas pembunuhan brutal ini. Di Riyadh, Putra Mahkota Arab Saudi juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan.    

"Penunjukan Putri Rima ini sebagai upaya Riyadh untuk mencoba memperbaiki hubungan dengan Washington dan mengalihkan kasus Khashoggi. Namun tampaknya pada praktiknya setidaknya tidak berlaku bagi anggota Kongres," kata Kristian Ulrichsen, analis politik dari Institute Baker di Amerika Serikat. 

Dikutip dari straitstimes.com, Minggu (24/2/2019), Pangeran Khalid bin Salman saat ini dipercaya untuk mengisi posisi sebagai Wakil Menteri Pertahanan Arab Saudi. Pangeran Khalid bin Salman adalah adik kandung Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman.

Perombakan ini diduga sebagai upaya Kerajaan Arab Saudi untuk menghentikan protes internasional atas pembunuhan wartawan senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi pada Oktober 2018 lalu. 

Khashoggi yang dikenal suka mengkritik Riyadh lewat tulisan-tulisannya diduga dibunuh di kantor konsulat Arab Saudi di kota Istanbul, Turki. Kasus ini telah membuat renggang hubungan Amerika Serikat-Arab Saudi.

Setelah berulang kali menyangkal, Kerajaan Arab Saudi akhirnya mau mengakui sebuah tim telah membunuhnya di dalam kantor konsulat itu dengan menggambarkannya tewas dalam sebuah operasi.

Kasus Khashoggi ini tak pelak menjadi tantangan yang harus dihadapi Putri Rima dalam kepemimpinannya. Sejak 2017, Khashoggi diketahui mengasingkan diri ke Virginia, Amerika Serikat menggunakan Green Card dan rutin menulis kolom di surat kabar Washington Post.     

Siapa Putri Rima?

Putri Rima adalah anak mantan Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat, Badar bin Sultan. Dia sempat menghabiskan masa remajanya selama beberapa tahun di Amerika Serikat.  

Sebelum mendapat kepercayaan ini, Putri Rima telah lama memimpin sebuah gerakan pemberdayaan perempuan di Arab Saudi, dimana Kerajaan Arab Saudi sudah lama dihujani kritik atas perlakuannya terhadap kaum perempuan.

Putri Rima pernah bekerja di Otoritas Olahraga Arab Saudi. Di lembaga itu, dia menjalankan sebuah kampanye untuk meningkatkan partisipasi perempuan di bidang olahraga. Pada 2017, Putri Rima menjadi perempuan pertama yang memimpin federasi berbagai olahraga Arab Saudi, sebuah ajang olahraga yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.

Dikutip dari arabnews.com, Putri Rima merupakan lulusan Universitas George Washington Amerika Serikat jurusan ilmu studi museum. Pada 2005, dia kembali ke Arab Saudi dan menjabat sebagai CEO untuk Al Hama dan Alfa Internasional.

Di bidang bisnis, dia meluncurkan tas dengan merek Baraboux pada 2013. Putri Rima diketahui pula mendirikan dana equitas bernama Reemiyah dan salah satu pendiri Yibreen, sebuah salon spa khusus perempuan.   

Putri Rima adalah salah satu pendiri Zahra Asosiasi Kanker Payudara di Riyadh. Dia juga anggota Dewan Penasihat Bank Dunia untuk Pendanaan Pengusaha Perempuan.

Secara terbuka, Putri Rima pernah mengatakan soal perlunya perempuan Arab Saudi dilibatkan sebgai salah satu roda penggerak ekonomi dan menggambarkan reformasi di Arab Saudi sebagai evolusi, bukan kebarat-baratan.

Dalam forum Dewan Atlantik di Washington, Amerika Serikat Putri Rima mengatakan Kerajaan Arab Saudi telah berusaha mengatasi masalah-masalah terbesar perempuan Arab Saudi dengan menerbitkan izin perempuan boleh menyetir mobil atau menonton pertandingan sepak bola, dimana hal ini disebut Putri Rima sebagai kemenangan yang cepat.