Sabtu, 16 Februari 2019 07:30

Begini Cara Menolong Korban Kesetrum yang Benar

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi kesetrum
Ilustrasi kesetrum

Kesetrum bisa dialami oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Misalnya saat memasang alat elektronik, memperbaiki saklar lampu, atau menyentuh kabel yang rusak. Hal ini dapat terjadi ketika bag

RAKYATKU.COM - Kesetrum bisa dialami oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Misalnya saat memasang alat elektronik, memperbaiki saklar lampu, atau menyentuh kabel yang rusak. Hal ini dapat terjadi ketika bagian tubuh, seperti rambut atau kulit, bersentuhan dengan sumber listrik secara langsung.

Efek kesetrum pada tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ukuran tubuh, luasnya bagian tubuh yang mengalami kontak dengan arus listrik, kekuatan arus listrik, dan lamanya kesetrum.

Arus listrik bertegangan rendah, yakni kurang dari 500 volt, biasanya tidak menyebabkan cedera yang serius. Akan tetapi, arus listrik yang lebih tinggi dari 500 volt memiliki potensi besar untuk melukai diri Anda.

Kesetrum sangat berbahaya, sebab bisa mengakibatkan luka bakar, patah tulang, pingsan, gangguan pernapasan, kejang, gangguan detak jantung, henti jantung, bahkan kematian. Oleh sebab itu, orang yang tersengat listrik harus segera mendapatkan pertolongan.

Cara Menolong Korban Sengatan Listrik
Sebelum menolong korban yang kesetrum listrik, Anda harus memahami dulu bagaimana teknik yang benar, agar Anda sendiri tidak menjadi korban kesetrum juga. Untuk melindungi diri saat menolong korban kesetrum, ikutilah langkah-langkah berikut ini:

Amankan area di sekitar tempat kejadian
Sebelum menolong korban kesetrum, perhatikan keadaan di sekitar Anda. Pastikan Anda tidak berada di dekat sumber listrik. Jika memungkinkan, segera putuskan aliran listrik di lokasi kejadian. 

Carilah panel listrik atau kotak sekering untuk memadamkan listrik.
Jika tidak bisa dimatikan, pindahkan atau jauhkan korban dari sumber listrik menggunakan benda yang tidak bisa dialiri listrik, seperti kayu atau karet. Jangan menyentuh aliran listrik menggunakan peralatan yang basah atau berbahan logam.
Selain itu, jika sumber listrik belum bisa dipadamkan, jaga jarak Anda minimal enam meter dari korban yang masih tersengat listrik guna melindungi diri Anda dari sumber aliran listrik.
Hindari menyentuh kubangan air atau benda-benda yang basah. Air adalah penghantar listrik yang baik, sehingga dapat membuat Anda kesetrum juga. Apabila terdapat api, padamkan dahulu menggunakan alat pemadam api.

Hubungi IGD
Langkah selajutnya adalah segera menghubungi Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat atau memanggil ambulans, agar korban bisa mendapat pertolongan medis secepatnya. Selama menunggu bantuan datang, jangan tinggalkan korban sendirian.

Jangan menyentuh korban
Jika korban masih bersentuhan dengan sumber sengatan listrik, jangan menyentuhnya agar Anda tidak ikut kesetrum. Jangan pula menyentuh korban meskipun Anda menggunakan alat bantu, terutama jika Anda belum yakin aliran listrik sudah diputus, juga jika Anda merasakan sensasi kesetrum atau kesemutan di kaki dan tubuh bagian bawah.

Jangan memindahkan korban
Jangan memindahkan korban kesetrum, kecuali jika dia terancam kesetrum lagi atau berada di area yang tidak aman.

Periksa tubuh korban
Periksa tubuh korban dengan teliti dan berurutan mulai dari kepala, leher, hingga kaki. Apabila terdapat luka, hindari menyentuhnya. Jika korban menunjukkan tanda-tanda syok (lemas, muntah, pingsan, napas cepat, atau sangat pucat), angkat kakinya sedikit, kecuali jika dia merasa kesakitan. Apabila petugas medis sudah tiba, jelaskan kondisi korban, termasuk jika ada luka di tubuhnya.

Tutup luka bakar
Jika korban mengalami luka bakar, lepaskan pakaian atau benda apapun yang menempel di kulitnya agar luka bakar tidak meluas. Setelah itu, bilas area yang terbakar dengan air dingin yang mengalir sampai rasa sakitnya mereda. Tutup luka dengan perban atau kain kasa steril. Jangan gunakan selimut atau handuk, karena dapat menempel pada luka bakar.

Lakukan CPR
Lakukan pernapasan buatan dan resusitasi jantung (CPR/RJP) pada korban, jika diperlukan. Napas bantuan dan resusitasi diberikan jika korban tidak bernapas dan denyut nadinya tidak teraba. Pastikan Anda memahami cara melakukan resusitasi, untuk menghindari kesalahan yang justru dapat membahayakan.

Korban kesetrum dapat mengalami cedera dan kerusakan organ. Oleh karena itu, korban harus mendapatkan penanganan dan pemantauan ketat dari dokter dan tim medis. Dokter akan terlebih dahulu memastikan apakah korban sadar dan bernapas atau tidak, serta apakah detak jantungnya mengalami kelainan atau tidak. 

Selain itu, pemeriksaan lanjutan perlu dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat cedera tersembunyi.