Kamis, 14 Februari 2019 18:46

Mantan Kepala Intelijen Saudi Ungkap Hubungan Rahasia Israel-Saudi

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Turki Al Faisal Al-Saud
Turki Al Faisal Al-Saud

Hubungan Arab Saudi dan Israel sudah lama dicurigai. Sekarang Mantan Kepala Intelijen Saudi Turki Al-Faisal telah berbicara secara terang-terangan mengenai hal itu.

RAKYATKU.COM - Hubungan Arab Saudi dan Israel sudah lama dicurigai. Sekarang Mantan Kepala Intelijen Saudi Turki Al-Faisal telah berbicara secara terang-terangan mengenai hal itu.

Dalam wawancara dengan jurnalis Israel, Barak Ravid, Al-Faisal mengungkapkan bahwa hubungan rahasia antara negara Yahudi dan Islam itu sudah ada sejak 25 tahun lalu.

Menurut surat kabar Qatar Al-Arab, Barak Ravid telah melakukan wawancara dengan 20 pejabat Teluk terkemuka, yang mengetahui hubungan rahasia Saudi dengan Israel. Namun, banyak dari orang-orang ini menolak untuk berbicara di depan kamera.

Ravid mengatakan bahwa Al-Faisal setuju untuk berbicara dengan sebuah program yang disebut "The Secrets of the Gulf" atau "Rahasia Teluk", yang mengeksplorasi hubungan rahasia antara Israel, Arab Saudi, Bahrain dan Qatar.

Wawancara Al-Faisal ditayangkan di TV Israel, dan akan ditampilkan secara berseri. Untuk seri pertama, itu hanya menyiarkan dua menit wawancara.

Dalam dua menit ini, Al-Faisal menyebut situasi Israel-Palestina sebagai "masalah Palestina atau menyelesaikan konflik." Dia tidak menggunakan istilah yang digunakan oleh negara-negara Arab seperti "konflik Arab-Israel".

Dalam seri ini, Ravid mengklaim dia akan mengungkapkan informasi tentang "hubungan ekonomi, politik dan militer" antara Israel dan Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA).

Dia menambahkan bahwa sebagian besar warga Israel tidak tahu tentang hubungan ini, karena itu dijalankan oleh Kementerian Luar Negeri Israel, bersama dengan badan intelijen nasional Israel Mossad.

Selama serangan Israel di Gaza pada tahun 2014, Al-Faisal (yang merupakan anggota keluarga kerajaan Saudi) mengatakan bahwa ia akan menyambut orang-orang Israel di rumahnya.

Ini bukan pertama kalinya dia membuat klaim seperti itu. Sebelumnya dia pernah menulis artikel untuk surat kabar Hebron, untuk memberi tahu orang-orang Israel: "Saya menyambut Anda di rumah saya di Riyadh."

Sumber: Middle East Monitor