Kamis, 14 Februari 2019 10:37

Ngutang ke Tetangga Kalau Belum Gajian, Begini Kehidupan Bujang yang Dikeroyok Siswa

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rumah Faisal Dg Pole di Tambakola, Dusun Jempang, Desa Kalukuang, Kecamatan Galesong, Takalar.
Rumah Faisal Dg Pole di Tambakola, Dusun Jempang, Desa Kalukuang, Kecamatan Galesong, Takalar.

Dengan gaji Rp350 per bulan yang diterima sekali 3 bulan, Faisal Dg Pole terpaksa ngutang ke tetangga.

RAKYATKU.COM, TAKALAR - Atapnya seng, dindingnya juga seng. Ada bagian dinding yang terbuat dari anyaman pelepah rumbia. Rumah itu tanpa tiang. Lebih mirip bentuk kubus. 

Sebuah kain menyembul dari dinding anyaman rumbia yang sudah lapuk itu. Tampaknya itu adalah jendela. Itulah rumah Faisal Dg Pole (38) di Tambakola, Dusun Jempang, Desa Kalukuang, Kecamatan Galesong, Takalar.

Faisal Daeng Pole, bekerja sebagai bujang sekaligus petugas kebersihan di SMPN 2 Galesong Selatan, Takalar.

Ia bekerja belum cukup setahun bekerja, ketika kemudian harus menerima beberapa jahitan di kepalanya, akibat luka usai dikeroyok siswa SMP di sekolah tempatnya bekerja.

Bekerja di sekolah tersebut hanya mendapatkan gaji Rp350 ribu per bulan. Ia terima per triwulan, jadi hanya mendapatkan Rp700 ribu per 3 bulan.

Untuk menutupi semua itu, dia berjualan es krim di waktu libur, untuk membiayai istri dan anaknya yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak.

"Semenjak musim hujan ini, tidak pernah jualan es krim. Jadi terpaksa saya ngutang di tetangga dulu, dan kalau sudah gajian baru di bayar," ucap Daeng Kenna (41), istri daeng Pole, Rabu (13/2/2019).

"Sering juga mengangkut sampah keluar sekolah, di situ juga biasa dapat uang. Suami saya bilang ke kepala sekolah, jangan mi petugas kebersihan Pemda yang angkut sampahnya, pak biarmi saya supaya dapat uang belanja anakku," tambahnya sambil merawat anaknya yang sakit gigi.

Biaya hidup semakin mahal. Itulah yang membuat Daeng Pole harus bekerja keras. Apalagi sudah mempunyai seorang anak.