RAKYATKU.COM - Malaikat maut juga pernah merasakan kebingungan ketika roh yang akan dicabutnya melakukan protes. Berikut kisahnya.
Sebelum seorang hamba menemui ajal, terlebih dahulu Tuhan bertitah pada malaikat maut, "Sekarang tiba waktunya, hamba itu kembali. Ambillah roh si fulan," seru Tuhan pada malaikat maut. Bergegaslah malaikat maut menemui si fulan menjalankan titah Tuhan.
Tanpa pamit, malaikat naut hendak mengambil roh si fulan. Beragam cara malaikat mencabut roh dari tiap-tiap jasad hamba. Kali ini, malaikat maut mengambil roh si fulan itu dari arah mulut namun tak kunjung bisa.
Ternyata mulut si fulan sedang berzikir kepada Tuhan, "Tak ada jalan bagimu hai malaikat untuk mencabut ruhku melalui arahku,” Lisan meneruskan, “Aku gemar memperpanjang setiap sesuatu lantaran hanya meyibukkan berzikir kepada Allah swt.”
Malaikat maut dengan kebingungan kembali menghadap Tuhan sembari mengadukan penolakan hamba-Nya, si fulan. “Ambillah dari arah yang lain,” seru Tuhan kepada malaikat maut.
Tangan, adalah arah kedua yang dipilih malaikat untuk mencabut rih si fulan. Tangan si fulan berkata, “Aku banyak bersadakah, mengelus-elus kepala anak yatim, menulis yang baik-baik. Bukan dari arahku engkau mengambil rohku.”
Malaikat maut kembali kepada Tuhannya dan persis dengan kata-kata yang dikatakan tangan si fulan. “Ambil dari arah lain,” lagi, Tuhan bertitah pada malaikat. Kemudian, kaki adalah arah yang dipilih malaikat maut untuk menjemput roh si fulan.
“Aku meringankan langkah untuk salat berjamaah, melaksanakan salat dua hari raya, dan aku tak kenal lelah melangkah menuju majelis taklim. Aku bukan arah untuk menarik ruh itu,” kata kaki kepada malaikat.
Malaikat maut pun kembali menghadap Tuhan dengan cerita persis yang dikatakan kaki. Tuhan menjawab dengan titah yang sama. Selanjutnya, malikat mengambil ruh si fulan dari arah telinganya. “Aku mendengarkan bacaan Alquran, mendegarkan azan, dan mendegarkan zikir. Arahmu mengambil ruhku bukan aku,” cakap telinga.
Lagi-lagi malaikat maut gagal. Kembali menghadap Tuhan, malaikat lagi-lagi mendapat titah yang sama. Dua belah mata kemudian dipilih untuk merenggut roh si fulan. “Kami berdua melihat mushaf Alquran, memandang wajah ulama, memandang kedua orang tua, dan memandang orang-orang saleh. Akupun bukan arahmu merenggut roh,” ucap mata.
Malaikat maut kemudian berpaling. Arah mana lagi yang dapat ia jalani untuk mencabut nyawa si fulan ini. Akhirnya malaikat kembali menghadap Tuhan seraya berkata, “Ya Tuhan, hamba-Mu, si fulan, tiap-tiap arah yang telah saya lakukan untuk mengambil ruhku selalu punya jawaban,” lapor malaikat kepada Tuhannya.
“Wahai malaikat maut, tulis nama-Ku di telapak tanganmu lalu perlihatkan telapak tanganmu pada ruh hambaku itu,” perintah Tuhan.
Segera ,alaikat menemui roh si fulan. Tanpa berlama-lama, malaikat langsung meperlihatkan telapak tangannya termaktub asma Allah swt. Setelah ruh si fulan melihat telapak tangan malaikat yang bertuliskan asma Allah, secepat kilat roh keluar dari jasad si fulan. Dia tidak merasakan sedikitpun sakitnya naza (keluarnya ruh dari jasad manusia).
Wallahualam bissawab
Kisah ini dinukil dari kitab Daqaiq al-Akhbar karya Imam Abdurrahim bin Ahmad al Qadhi.
Sumber: Islami.co