Senin, 11 Februari 2019 16:06

Viral di Medsos, Warga Rampi Tandu Jenazah dengan Berjalan Kaki 60 Km

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Tandu jenazah 60 kilometer di Rampi.
Tandu jenazah 60 kilometer di Rampi.

Sebuah video warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, tengah menggotong jenazah, viral di media sosial.

RAKYATKU.COM, LUTRA - Sebuah video warga Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, tengah menggotong jenazah, viral di media sosial.

Dari informasi yang dihimpun Rakyatku.com, masyarakat Rampi memilih alternatif tersebut, lantaran akses jalan menuju Kecamatan Rampi, hanya bisa dilalui kendaraan roda dua yang telah dimodifikasi.

Selain itu, ongkos pesawat untuk mengangkut jenazah di kecamatan yang berjarak sekitar 86 kilometer dari ibu kota Kabupaten Luwu Utara itu, terbilang cukup mahal berkisar sekitar Rp50 juta.

Sebelum menandu jenazah dengan berjalan kaki, masyarakat Rampi harus terlebih dahulu menuju Desa Ba'da Ngkaia, Kecamatan Lore, Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, menggunakan ambulans dari Masamba, Kabupaten Luwu Utara.

Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki, menuju Kecamatan Rampi. Untuk desa yang terdekat dari Desa Ba'da, Sulawesi Tengah, masyarakat Rampi harus menempuh jarak sejauh 38 kilometer dengan berjalan kaki.


Sementara untuk desa terjauh, yakni Desa Tedeboe masyarakat harus menempuh jarak sejauh 60 Kilometer.

Saksikan videonya di sini:

Kepada Rakyatku.com, salah seorang warga Rampi, Darto Dasinga mengatakan, hal tersebut merupakan hal yang cukup lazim bagi masyarakat Rampi.

"Itu sudah sering terjadi, kalau ada masyarakat yang meninggal di Masamba harus ditandu dengan berjalan kaki menuju Kecamatan Rampi," katanya, Senin (11/2/2019).

Lebih jauh, dia menjelaskan, masyarakat secara bergantian akan menandu jenazah hingga tiba di rumah duka.

"Tidak istirahat, jadi kita jalan terus secara bergantian sampai akhirnya tiba di rumah duka," katanya.

Selain itu, dia menjelaskan terkait mengapa masyarakat harus terlebih dahulu menuju Sulawesi Tengah. 

Pasalnya akses terdekat dan termudah untuk berjalan kaki menuju ke sana, hanya bisa dilalui dengan jalur tersebut.

"Paling dekat lewat Sulawesi Tengah, kalau lewat Masamba jalannya menanjak dan jauh, sementara kalau naik pesawat harus bayar Rp50 juta," pungkasnya.