Minggu, 10 Februari 2019 16:23

Turki Berang Lihat China Tahan 1 Juta Lebih Muslim Uighur

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
FOTO: Wang HE / Getty Images
FOTO: Wang HE / Getty Images

Turki mengutuk perlakuan China terhadap etnis Muslim Uighur dan memintanya untuk menutup kamp konsentrasi. Turki bahkan menyebut jika sikap Cina itu telah memalukan bagi kemanusiaan.

RAKYATKU.COM - Turki mengutuk perlakuan China terhadap etnis Muslim Uighur dan memintanya untuk menutup kamp konsentrasi. Turki bahkan menyebut jika sikap Cina itu telah memalukan bagi kemanusiaan.

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy mengatakan, China telah secara sewenang-wenang menahan lebih dari satu juta warga Uighur.

Dia mengatakan, populasi Muslim Turki menghadapi tekanan dan "asimilasi sistematis" di Cina barat. "Bukan lagi rahasia bahwa lebih dari satu juta orang Turki Uighur, yang terkena penangkapan sewenang-wenang, menjadi sasaran penyiksaan dan pencucian otak politik di pusat-pusat konsentrasi dan penjara," kata Aksoy.

"Kami mengundang pihak berwenang China untuk menghormati hak asasi manusia fundamental Turki Uighur dan menutup kamp konsentrasi," katanya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pernah menuduh Cina "genosida" tetapi sejak itu menjalin hubungan diplomatik dan ekonomi yang lebih dekat dengan Beijing.

Wilayah Xinjiang China adalah rumah bagi sekitar 10 juta warga Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang berjumlah sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang, telah lama menuduh pemerintah Cina melakukan diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.

Mempraktikkan Islam dilarang di beberapa bagian Cina, dengan orang-orang tertangkap berdoa, puasa, menumbuhkan jenggot atau mengenakan jilbab, jilbab yang dikenakan oleh banyak wanita Muslim yang merasa itu adalah bagian dari agama mereka, menghadapi ancaman penangkapan.

Tindakan keras Cina terhadap orang-orang Uighur telah menjadi berita utama di seluruh dunia.

Pada Agustus tahun lalu,  panel ahli PBB mengatakan telah menerima laporan yang dapat dipercaya bahwa lebih dari satu juta warga Uighur dan minoritas berbahasa Turki lainnya ditahan di tempat yang disebut "kamp pendidikan ulang" di mana mereka dipaksa meninggalkan Islam.