Minggu, 10 Februari 2019 04:00

Arab Saudi Promosi Wisata Situs Angker Al Ula

Eka Nugraha
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Arab Saudi Promosi Wisata Situs Angker Al Ula

Di sudut utara yang terpencil di Arab Saudi, sebuah peninggalan peradaban kuno menjadi tumpuan harapan pemerintah Arab Saudi untuk menjadi atraksi wisata dunia yang baru.

RAKYATKU.COM --- Di sudut utara yang terpencil di Arab Saudi, sebuah peninggalan peradaban kuno menjadi tumpuan harapan pemerintah Arab Saudi untuk menjadi atraksi wisata dunia yang baru.

VoA melansir, Arab Saudi memperkenalkan situs itu kepada dunia dan berharap bisa membantu perekonomian negara Teluk itu mengurangi ketergantungan dari penjualan minyak mentah.

Didukung oleh miliaran dolar investasi negara dan kemitraan budaya dengan Perancis, pihak berwenang berharap al-Ula dan makam-makam megah dari gunung batu di Madain Saleh dapat menarik jutaan wisatawan lokal maupun manca negara.

Hal itu tidak saja menimbulkan kegembiraan dalam kerajaan Arab. Tapi juga membalikan takhayul yang berkembang di kalangan masyarakat Saudi, yang juga didukung oleh fatwa, bahwa daerah itu dihantui oleh jin, dan harus dihindari.

Pengembangan Al-Ula adalah bagian dari upaya untuk melestarikan situs-situs peninggalan zaman pra-Islam untuk menarik wisatawan non-Muslim, memperkuat identitas nasional dan meredam ketegangan dari Islam Sunni yang telah mendominasi Arab selama beberapa dekade.

Madain Saleh, situs warisan dunia UNESCO yang terletak di sana adalah kota kuno berusia 2.000 tahun yang diukir menjadi batu-batu gurun oleh kaum Nabatean, orang-orang Arab dari zaman pra-islam yang juga membangun Petra di negara tetanggan, Yordania.

Fasad-fasad bertingkat dengan ukiran rumit dan prasasti-prasasti yang ditorehkan di batu pasir merah menunjukkan jalan masuk ke ruang-ruang dalam yang pernah menjadi tempat persemayaman jenazah. Di malam hari, bintang berkelap-kelip di langit gurun yang luas.

Takhayul tentang situs tersebut dapat ditelusuri ke sebuah hadis yang memperingatkan umat Islam untuk tidak memasuki al-Ul.

Sementara tafsiran dari bagian hadis itu diperdebatkan, ulama yang didukung oleh negara Saudi telah mengeluarkan fatwa yang menjadi acuan selama bertahun-tahun.

Pada 2012, salah satu dari mereka memutuskan bahwa al-Ula harus dibuka untuk umum. Tapi bahkan bertahun-tahun kemudian sebuah sekolah di daerah itu ditutup sementara setelah para siswa melihat jin, media setempat melaporkan.

Selama tur media, warga menolak untuk berbicara tentang reputasi daerah tersebut yang disebut-sebut mendapat kutukan. Mereka malahan sibuk memanfaatkan peluang untuk menghasilkan uang dan menyambut pengunjung.

Warga setempat berencana untuk membuka restoran dan toko. Ratusan pemuda juga telah dikirim ke luar negeri untuk belajar industri pariwisata. Karena Arab Saudi yang konservatif mulai melonggarkan batas-batas sosial, beberapa pemandu wisata di al-Ula adalah perempuan.

“Masyarakat setempat sangat damai, terpelajar dan ramah,” kata seorang warga Talal al-Faqir. “Putra Mahkota telah membuka jalan bagi seluruh dunia untuk mengunjungi kami dan melihat peradaban besar di wilayah kami. Kami baru saja mulai.”