RAKYATKU.COM - Baru-baru ini CEO Apple, Tim Cook mencatat di mana dia mengakui bahwa perusahaan melihat permintaan yang lemah untuk iPhone-nya, khususnya di China. Hal ini juga mengakibatkan Apple memangkas estimasi keuangan mereka.
Akibatnya harga saham Apple ikut jatuh, yang menyebabkan perusahaan kehilangan sebagian nilai pasarnya.
Ini bukanlah yang diharapkan oleh para investor, menurut Rod Hall Goldman Sachs. Perusahaan investasi berpikir bahwa dengan cara yang dipimpin Apple, mereka dapat menjadi Nokia berikutnya.
Menurut Hall, dia mengatakan bahwa seperti Nokia pada masa lalu, Apple juga sangat bergantung pada pelanggan yang terus meningkatkan perangkat mereka, dikutip dari Ubergizmo, Rabu (6/2/2019).
Sayangnya itu tidak terjadi karena iPhone menjadi lebih mahal dengan setiap rilis, membuatnya terlalu mahal bagi orang untuk melakukan peningkatan pada frekuensi yang mereka gunakan sebelumnya.
Namun Hall mencatat bahwa ini belum tentu malapetaka dan kesuraman bagi Apple, dan menyatakan bahwa di luar China, Goldman Sachs tidak melihat bukti kuat perlambatan konsumen pada 2019.
Hall menulis, “Di luar China, kami tidak melihat bukti kuat dari pelambatan konsumen menuju 2019, tetapi kami hanya memberi tanda kepada investor bahwa kami percaya tingkat penggantian Apple kemungkinan jauh lebih sensitif terhadap makro sekarang karena perusahaan sedang mendekati pasar maksimum penetrasi untuk iPhone."