Rabu, 30 Januari 2019 11:33

Kisah Tentara Asal Barru Gugur Saat Lindungi Bupati Nduga

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kopda Anumerta Nasrudin (kiri), Bupati Nduga, Yairus Gwijangge
Kopda Anumerta Nasrudin (kiri), Bupati Nduga, Yairus Gwijangge

Senin, 28 Januari 2019. Pesawat carteran milik Enggang Air Service, yang ditumpangi Bupati Nduga, Yairus Gwijangge, bersiap-siap mendarat di Bandara Mapenduma, Nduga, Papua.

RAKYATKU.COM, PAPUA - Senin, 28 Januari 2019. Pesawat carteran milik Enggang Air Service, yang ditumpangi Bupati Nduga, Yairus Gwijangge, bersiap-siap mendarat di Bandara Mapenduma, Nduga, Papua.

Tiba-tiba dari arah pegunungan, berdesingan peluru. Timah-timah panas, terlontar ke arah bandara.

Seluruh anggota TNI dari Batalyon Infanteri Raider 752/Vira Jaya Sakti kemudian membentengi bandara. Di antara tentara itu, ada Praka Nasrudin.

Mereka melakukan tembakan balasan, agar pesawat yang ditumpangi Bupati Nduga, yang membawa bantuan bahan makanan dan logistik untuk warganya yang mengungsi, bisa mendarat dengan aman.

Bupati Nduga, rencana membagikan bahan makanan itu langsung ke warganya yang mengungsi pasca insiden pembantaian karyawan PT Istaka Karya, sambil mengimbau mereka kembali ke rumah.

Namun, niat itu dihalang-halangi Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB).

Pesawat Bupati Nduga sudah mendarat. Praka Nasrudin saat itu tengah melindungi bupati. Ketika sebuah timah panas menembus perutnya sebelah kanan. Sementara rekannya, Praka Pagesa, terkena rekoset peluru di lengan kanannya.

Prajurit asal Barru, Sulawesi Selatan itu pun terkapar. Masih ada sisa-sisa napas, ketika Praka Nasrudin diangkut dengan pesawat ke Timika. Bupati Nduga, Yairus Gwijangge, ikut mengantar. Sayang, nyawanya tak tertolong.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menjelaskan, Nasrudin berasal dari Makassar, tapi sudah berdomisili di Jayapura. 

Setelah baku tembak sengit, KKSB akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan pengamanan Bandara Mapenduma. Mereka kata Aidi melarikan diri ke hutan-hutan di sekitar bandara tersebut. "Belum didapatkan keterangan apakah dari pihak KKSB ada korban," imbuhnya.

Kelompok penyerang kata Aidi, diduga di bawah komando Egianus Kogoya. Kelompok yang sama, yang membantai pekerja jembatan PT Istaka Karya pada 2 Desember 2018 lalu.

"Pengejaran tetap dilakukan. Tapi, belum ada hasil," ucap Aidi.

Kemarin sore sekitar pukul 17.30 Wita, jenazah Praka Nasrudin sudah dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Barru. Tembakan salvo menandai pemakamannya.

Almarhum diberi pangkat anumerta dari Praka menjadi Kopda.