RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Wagub Sulsel Andi Sudirman Sulaiman berharap banjir tahun depan tak lagi menelan korban. Dia meminta Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWSPJ) meniru langkah PT Vale.
Melihat kondisi lingkungan saat ini, banjir diprediksi masih akan terjadi pada musim hujan tahun depan. Dengan demikian, yang bisa dilakukan adalah meminimalkan dampaknya. Tidak perlu ada korban jiwa. Warga di wilayah yang berpotensi terdampak bisa melakukan persiapan secara dini.
Hal ini disampaikan Wagub saat bertemu Kepala Pengelola Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan- Jeneberang (BBWSPJ), Teuku Iskandar, Selasa (29/1/2019).
Wagub meminta agar simulasi flood warning seperti yang dilakukan PT Vale diterapkan di Bili-Bili. Perusahaan tambang nikel di Sorowako, Luwu Timur tersebut diketahui mengelola tiga bendungan, yakni Larona, Balambano, dan Karebbe.
"PT Vale melakukan beberapa langkah dalam sistem flood warning, yaitu memetakan daerah yang terindikasi terdampak jika bendungan jebol, sehingga masyarakat mengetahui posisi rumahnya saat terjadi tanggul jebol dan melakukan simulasi flood warning setiap enam bulan sekali," ungkap Andi Sudirman.
Sistem flood warning bisa diaktifkan dalam ruang kontrol dari tempat lain dengan standar prosedur operasional yang ketat. Ketika flood warning diaktifkan, warga yang mendengar suara sirene segera berusaha menyelamatkan diri ke titik kumpul di dataran tinggi paling lambat 30 menit sejak suara sirene dibunyikan.
Andi Sudirman mengatakan, selama ini masyarakat selalu khawatir saat musim hujan tiba. Apalagi, informasi hoax banyak beredar. Ada yang menyebut Bendungan Bili-Bili jebol.
"Wajar jika masyarakat khawatir, karena desain daya tampung bendungan mencapai 346 juta kubik air. Jika diasumsikan air akan terlepas 200 juta kubik, maka akan menimpa lahan sekitar 20 ribu hektare dengan tinggi air satu meter," tambahnya.
Kepala Pengelola Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang (BBWSPJ), Teuku Iskandar berjanji menyusun master plan upaya mitigasi. Salah satunya simulasi rutin dampak banjir dan simulasi bendungan jebol.
"Upaya kesiapsiagaan untuk mencegah kepanikan warga akan melibatkan multipihak. BBSWPJ sebagai leading sector akan berusaha melibatkan SAR, TNI-Polri, Pemkab, Pemprov, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, pemerintah kecamatan dan desa, sampai RT-RW hingga masyarakat," ungkap Iskandar.