RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Dunia industri Indonesia tengah berada di Era Revolusi Industri 4.0. Hal itu mengharuskan peningkatan kualitas dan peran profesi termasuk Apoteker.
Dekan Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia (UMI), Rachmat Kosman mengatakan, peningkatan peran Apoteker dilakukan mulai dari peningkatan model pembelajaran.
"Peran peningkatan apoteker sudah terjawab di model pembelajaran. Seperti mereka diberikan contoh kasus yang update, dengan kasus yang kami berikan ketika mereka turun tidak kaget lagi," katanya saat ditemui Rakyatku.com di Fakultas Farmasi UMI, Senin (28/1/2019).
Selain itu, tiap angkatan di Fakultas Farmasi UMI melakukan promosi kesehatan dengan turun langsung berinteraksi dengan masyarakat.
"Mereka langsung terjun ke masyarakat memberikan edukasi dan penjelasan terkait peran mereka sebagai Apoteker. Mereka siap terjun dan berkompetisi di Era Revolusi Industri 4.0 ini," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk menjadi Apoteker mahasiswa program studi Profesi Apoteker harus lulus dua ujian kompetensi nasional.
"Dua ujian kompetensi CBT dan OSCE yang diadakan dua kali dalam setahun, karena diujiankan secara nasional ketika lulus dia sudah berhak dikatakan sebagai apoteker," imbuhnya.
Rahmat mengungkapkan, serapan alumni Fakultas Farmasi sejauh ini terbilang sangat baik. "Serapan alumni kami paling lama tiga bulan dilihat dari hasil kuesioner yang kami bagikan, bahkan ada yang tidak sampai sebulan selesai sudah bekerja," tutupnya.