Senin, 28 Januari 2019 12:22

Jenis Kerja Ini Bisa Buat DNA Rusak Hingga Datangkan Penyakit Kronis

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ilustrasi
ilustrasi

Para ilmuwan percaya bahwa stres oksidatif atau ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menangkal dan menetralkan efek berbahaya adalah salah satu pemicu utama penyak

RAKYATKU.COM - Para ilmuwan percaya bahwa stres oksidatif atau ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menangkal dan menetralkan efek berbahaya adalah salah satu pemicu utama penyakit kronis. Termasuk kanker dan diabetes, serta kardiovaskular, penyakit neurologis dan paru.

Para peneliti dari Universitas Hong Kong di Cina telah menemukan apa yang mereka yakini sebagai penghubung antara kurang tidur dan begadang di malam hari dengan kerusakan pada struktur DNA manusia, dikutip dari Sputniknews, Senin (28/1/2019).

Menurut para ilmuwan, kerja shift malam merupakan kontributor utama kerusakan oksidatif pada DNA. Yang pada akhirnya berkontribusi besar pada risiko pengembangan penyakit kronis yang serius. Temuan ini telah dilaporkan dalam jurnal akademik Anesthesia.

Peneliti mendasarkan kesimpulan mereka pada hasil percobaan yang mereka lakukan pada diri mereka sendiri dan beberapa lusin rekan mereka. Secara total, penelitian ini memeriksa 49 dokter penuh waktu yang sehat.

Mereka berusia rata-rata antara 28 dan 33, yang menyumbangkan sampel darah setelah tiga hari tidur yang cukup. Dokter yang bekerja pada shift malam kemudian mengambil sampel darah tambahan di pagi hari berikutnya, setelah kurang tidur.

Kerusakan DNA yang didefinisikan oleh penelitian ini ditemukan secara signifikan lebih tinggi di antara mereka yang bekerja di malam hari daripada rekan kerja yang bekerja di siang hari normal. 

Lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa ketika menderita kurang tidur akut, kemampuan tubuh untuk beregenerasi dari kerusakan sangat terpengaruh.

"Kerusakan pada rantai ganda sangat berbahaya, karena kegagalan perbaikan menyebabkan ketidakstabilan genom dan kematian sel, sedangkan kerusakan dapat menyebabkan peristiwa yang tidak sesuai dengan akhir yang umumnya mendasari transformasi onkogenik (yaitu pembentukan tumor)," studi tersebut memperingatkan.

Secara keseluruhan, dokter yang bekerja dalam shift malam menunjukkan kemungkinan 30 persen lebih tinggi untuk kerusakan DNA, dengan kurang tidur akut hanya dalam satu malam meningkatkan kerusakan DNA hingga 25 persen.

"Studi ini menunjukkan bahwa gangguan tidur dikaitkan dengan kerusakan DNA. Lebih lanjut, studi prospektif yang lebih besar yang melihat hubungan antara kerusakan DNA dan pengembangan penyakit kronis diperlukan, dan metode untuk meringankan, atau memperbaiki, kerusakan DNA terkait dengan kurang tidur harus diselidiki," ringkasan studi itu dicatat.