Minggu, 27 Januari 2019 09:09

Tolak Bantuan Rp5 Miliar, Pemkab Jeneponto: Kami Cuma Butuh Rp2 M

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana pertemuan di Posko Bencana Alam Jeneponto.
Suasana pertemuan di Posko Bencana Alam Jeneponto.

Pemerintah Kabupaten Jeneponto keciprat bantuan tanggap darurat sebesar 5 miliar dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Namun dana tersebut dianggap terlalu besar untuk Jeneponto.

RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- Pemerintah Kabupaten Jeneponto keciprat bantuan tanggap darurat sebesar 5 miliar dari Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Namun dana tersebut dianggap terlalu besar untuk Jeneponto.

Menurut Sekda Jeneponto Syafruddin Nurdin, bantuan Rp5 miliar tersebut sangat banyak, dan butuh pertanggungjawaban besar juga, bantuan itu diberikan untuk tanggap darurat awal.

"Itu sangat besar nilainya Rp5 miliar. Setelah diestimasi yang dibutuhkan hanya sekitar Rp2 miliar untuk operasional. Jika ada kelebihan dana kita kembalikan," kata Syafruddin di Posko Bencana Banjir Jeneponto, tadi malam.

Syafruddin bilang, sebelumnya Gubernur Sulsel bertanya soal langkah-langkah yang harus diambil, dalam menangani dampak pasca banjir di Jeneponto. Pada saat itu disampaikan semua langkah-langkah.

"Saya sampaikan, untuk dana tanggap darurat dan saya spontan mengatakan Rp5 miliar, karena kita akan memperbaiki beberapa infrastruktur seperti jembatan rusak dalam bentuk segi permanen, juga air bersih," sebutnya.

Kenapa air bersih? Menurut Syafruddin, mengingat sumber air bersih (PDAM) tenggelam dan masih lumpuh. Sehingga tidak bisa beroperasi. "Mungkin saja dana tersebut bisa membantu untuk operasional dalam rangka memperbaiki lingkungan kita," paparnya.

"Membersihkan apa saja dan segala-galanya, itu kan membutuhkan semua operasional. Tetapi setelah selesai pertemuan, saya dapat informasi lagi, bahwa dana ini tidak bisa digunakan untuk infrastruktur yang sebesar Rp5 miliar," katanya.

Dana yang Rp5 miliar itu untuk tanggap darurat awal, sehingga menurut Syafruddin, dirinya kembali berkoordinasi dengan pejabat Sekda Provinsi Ashary Faksirie Radjamilo, dan disepakati untuk menghitung ulang estimasi anggaran yang dibutuhkan.

"Itu pun karena saya sendiri tidak berani menerima kalau Rp5 miliar dan harus membuat pertanggungjawaban. Kalau Rp5 miliar itu, nilai besar sekali, itu menurut saya," tambahnya.

Menurut Syafruddin, pihaknya harus rasional dan berhati-hati. Juga harus memperhitungkan rasionalitas. "Saya yakin ini bukan bantuan pertama Pak Gubernur, ini sudah respons awal," ucapnya.

"Pak Gubernur tanya, estimasi yang dibutuhkan di Jeneponto kira-kira berapa"? Saya jawab Rp2 miliar saja dulu, rencananya akan digunakan kegiatan-kegiatan operasional dan beberapa hal yang berhubungan dengan upaya-upaya pembersihan lingkungan," beber Syafruddin.

Sedangkan untuk upaya pemulihan pasca banjir, Syafruddin bilang masih membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan. Terdiri dari beberapa fase. Dari fase transisi, setelah itu ada lagi namanya fase rehabilitasi.

"Jadi masih membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 6 bulan. Kita juga sementara melakukan perbaikan kondisi status, untuk mengembalikan trauma warga setempat dari dampak pasca banjir. Supaya masing-masing pulang ke rumahnya, dan dibackup oleh pemerintah," pungkasnya.

Diketahui, saat ini masih dilakukan tanggap darurat dan membutuhkan waktu sekitar 14 hari.