Jumat, 25 Januari 2019 12:15

Perjuangan Ibu Hamil di Gowa, Tembus Banjir hingga Melahirkan

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Idawati Dg Senga bersama bayinya.
Idawati Dg Senga bersama bayinya.

Idawati Dg Senga (35), tak henti-hentinya mencium bayi yang masih merah itu. Bulir-bulir air matanya jatuh. Dia kemudian melap dengan ujung jilbabnya.

RAKYATKU.COM, GOWA - Idawati Dg Senga (35), tak henti-hentinya mencium bayi yang masih merah itu. Bulir-bulir air matanya jatuh. Dia kemudian melap dengan ujung jilbabnya.

Saat banjir menggenangi rumahnya, bayi masih berbentuk janin di dalam rahimnya.

Ingatan Idawati mundur ke Selasa, 22 Januari 2019. Saat itu, bidan memprediksi dia akan melahirkan di hari itu.

Idawati sudah bersiap-siap di rumahnya di Mapala, kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga.

Jarum jam waktu itu menunjukkan pukul 07.00 Wita. Tiba-tiba ada kabar, di kampung sebelah air sudah naik ke dalam rumah. Idawati kemudian membungkus pakaian.

Ia berjalan keluar rumahnya, air sudah menggenang. Tingginya sekitar 20 cm. Kemudian dia masuk lagi ke dalam rumah untuk membungkus lagi pakaiannya, tapi tiba-tiba air bah itu muncul hingga setinggi dada.


Iapun ditarik keluar oleh tetangganya, hingga tak sempat membawa pakaian yang sudah di bungkusnya.

Hanya bisa membawa anaknya lari ke rumah tetangga berlantai dua.

"Pada saat itu, saya masih bungkus pakaian untuk persiapan. Tetapi datang tetangga tarika, bilang ayo lari jadi tidak sempat mi kubawa itu pakaianku, dan anakku mami kuselamatkan," ucapnya kepada Rakyatku.com.

"Saya tiga orang bersama anakku, baru saya sedang hamil besar dan pada saat itu suamiku pergi kerja. Baru rumah saya pas di pinggir sungai," tuturnya.

Ia pun menunggu lama di atas rumah tingkat dua untuk dievakuasi oleh tim.

Idawati kemudian dibawa ke puskesmas. Di sana, dia melahirkan seorang putra.

"Iya ini anak ke-6 saya, dan ini anak laki-laki. Kalau nama saya belum kasih," ujarnya dengan tersenyum.

Menurut Idawati, bidan sudah memastikan dia akan melahirkan pada Selasa 22 Januari 2019. Sekitar jam 4.

Hingga kini, Idawati dan buah hatinya, serta pengungsi lainnya, masih bertahan di Puskesmas Kecamatan Pallangga.