Rabu, 23 Januari 2019 07:45

Sosialisasi Capres, Demokrat Sesuaikan Preferensi Pemilih di Daerah

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Agus Harimurti Yudhoyono.
Agus Harimurti Yudhoyono.

Partai Demokrat tak mau gegabah jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Kontestasi Pileg dan Pilpres yang dihelat secara bersamaan menimbulkan konsekuensi besar.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Partai Demokrat tak mau gegabah jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Kontestasi Pileg dan Pilpres yang dihelat secara bersamaan menimbulkan konsekuensi besar. Demokrat mesti menerapkan strategi ganda.

Fokus di Pileg, partai berlambang mercy tersebut bukannya tak bekerja untuk pemenangan duet Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di Pilpres 2019. 

Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengaku partainya tetap komitmen bekerja dan mendukung Prabowo-Sandi. Hanya, katanya, partainya tetap mengamati preferensi atau ketertarikan pemilih disuatu daerah sebelum sosialisasi calon presiden di wilayah tersebut.

"Contohnya di kawasan Indonesia timur itu tentu kita harus melihat secara spesifik daerah dan provinsi tertentu yang memiliki preferensi lebih besar terhadap capres yang kita usung. Meskipun demikian, sampai saat ini kami konfirmasi bahwa sikap Demokrat sebagai bagian dari koalisi pasangan Prabowo-Sandi akan tetap membantu dan memenangkan paslon nomor urut dua ini. Ini adalah komitmen," ungkapnya saat ditemui di Hotel Novotel, Jalan Chairil Anwar Makassar, Selasa (22/1/2019).

Soal analisis preferensi pemilih sebelum sosialisasi capres, kata AHY, bukan hanya dilakukan Demokrat saja, melainkan juga sejumlah partai politik lainnya.

"Ini suatu kewajaran dan realitas yang juga dialami partai lain. Partai koalisi di kubu Jokowi pun masih ada yang belum secara terbuka mendukung usungannya diberbagai daerah, karena mungkin di daerah tersebut preferensi pemilih lebih cenderung ke Prabowo," bebernya.

Oleh karena itu, putra sulung Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut menyebut parpol mesti pandai membaca situasi, terutama saat Pileg dan Pilpres ini digelar bersamaan.

"Jangan sampai kemudian kita tidak cerdas melihat situasi ini kemudian kita tertinggal. Padahal kita butuh kemenangan untuk perjuangan selanjutnya," pungkasnya.