Rabu, 23 Januari 2019 07:15

Daeng Ngila', Saksi Mata Awal Banjir "Kubur" Rumah Bantaran Sungai Je'ne Berang

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Daeng Ngila', Saksi Mata Awal Banjir "Kubur" Rumah Bantaran Sungai Je'ne Berang

Selasa (21/1/2019) menjelang malam hari, seorang lelaki tua berdiri memandangi sungai. Menikmati gemuruh aliran air sungai Jeneberang.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Selasa (21/1/2019) menjelang malam hari, seorang lelaki tua berdiri memandangi sungai. Menikmati gemuruh aliran air sungai Je'ne Berang. Geleng kiri, geleng kanan, ia menatap rumahnya "dikubur" banjir".

Namanya Daeng Ngila'. Ia tinggal sekitar 15 meter dari bibir Sungai Jeneberang. Diceritakan, ia sedang duduk di teras. Tetiba ia melihat air sungai begitu deras, mulai bertamu ke rumahnya hingga anak tangga.

"Saya duduk di teras. Saya kaget, tiba-tiba ini air sampai di tangga rumahku. Ih lama-lama tambah besar. Itu air kayak dipompa, jadi langsung kutinggalkan rumahku," ungkap Daeng Ngila' kepada Rakyatku.com, Selasa (22/1/2018).

Warga yang tinggal di bantaran sungai ini mengatakan, air mulai meninggi sekitar pukul 09.00 pagi dan merendam enam rumah hingga atap.

"Ada enam rumah yang memang dekat dari sungai. Tidak kelihatan, biar atapnya. Tidak ada barang selamat. Pakaianku, sisa ini yang kupakai," bebernya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Taufiek Rachman, memperkirakan 100 rumah atau 300 kepala keluarga yang menjadi korban banjir meningkatnya debit air Sungai Jeneberang.

"Kami belum bisa mendata karena sekarang masih proses evakuasi. Jadi Ada satu perahu karet dan enam tenda untuk pengungsian sementara. Ada satu tenda siaga bencana. Sementara juga menyusul PMI (Palang Merah Indonesia)," terang Taufiek.