Selasa, 22 Januari 2019 21:17

Takut Riba, Perusahaan Ramai-Ramai Pindahkan Payroll ke Bank Syariah

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pemimpin Bank Muamalat Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua, Ahmad Safril Ilham.
Pemimpin Bank Muamalat Wilayah Sulawesi, Maluku, Papua, Ahmad Safril Ilham.

Kesadaran masyarakat dalam bermuamalah sesuai syariat Islam makin tinggi. Itu ditandai meningkatnya pembukaan payroll melalui bank syariah.

RAKYATKU.COM - Kesadaran masyarakat dalam bermuamalah sesuai syariat Islam makin tinggi. Itu ditandai meningkatnya pembukaan payroll melalui bank syariah.

Baru-baru ini, PT Pertamina (Persero) menggandeng tiga bank syariah sebagai mitra dalam pembayaran gaji dan sejumlah pembayaran personal karyawan. Ketiga bank tersebut yakni Bank Syariah Mandiri, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan swasta di Makassar juga mengalihkan payroll ke bank syariah. Kalla Group, misalnya, menggandeng Bank Muamalat untuk pembayaran gaji karyawan. Begitu pula beberapa perusahaan lainnya.

Pemimpin Bank Muamalat Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua Ahmad Safril Ilham mengatakan, ini tanda-tanda kebangkitan perbankan syariah. Sosialisasi yang dilakukan secara masif selama ini mulai membuahkan hasil.

"Jalur informasi yang semakin terbuka dengan akses yang mudah membuat orang-orang semakin religius dan menyadari bahaya riba. Tentu ini karena peranan ulama dalam menyadarkan umat akan bahaya riba," tutur Ilo, sapaan akrab Ahmad Safril Ilham, Selasa (22/1/2019).

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Achmad Kusna Permana berharap bank syariah akan mendapatkan akses yang sama dengan bank konvensional pada payroll Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Ini menjadi cikal bakal, tinggal berproses saja. Mungkin dengan ini akan mentriger institusi lain juga dan kita (bank syariah) diberi akses yang sama untuk mengelola," kata Permana yang juga presiden direktur Bank Muamalat.

Menurutnya, kesamaan akses ini sudah cukup memberi ruang agar perbankan syariah bisa berkembang. Sekaligus dapat menjadi jalan untuk masyarakat lebih mengenal produk bank syariah.

Secara keseluruhan, teknologi dan kesiapan bank syariah sudah cukup mumpuni. Produk, fitur, dan layanan bank syariah sudah lengkap sehingga bisa memenuhi semua kebutuhan nasabah.

"Ini adalah good will dari pemerintah untuk memberikan kesempatan yang sama 
seperti bank pemerintah. Ke depannya bisa diperluas untuk bank non-pemerintah 
sehingga persaingan bisa semakin sehat," tambahnya.

Selama ini yang menjadi isu bank syariah adalah cost of fund yang lebih 
mahal karena kemampuan untuk mengakses dana murah sangat terbatas. Dengan 
masuknya payroll institusi pemerintah, maka akses bisa semakin luas.

Saat ini belum banyak institusi yang menggunakan bank syariah sebagai 
payroll. Permana berharap dengan sosialisasi terus-menerus, maka kesempatan untuk berhijrah masyarakat akan semakin luas.

Lewat gerakan "Ayo Hijrah", Bank Muamalat terus berupaya membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan bank syariah. Apalagi produk dan layanan juga semakin baik.

"Kita terus berinovasi sehingga saat ini kami di Bank Muamalat telah lengkap dengan berbagai produk yang mumpuni. Mulai dari tabungan, e-banking serta mobile banking yang sangat mumpuni," tutup Ilo.