RAKYATKU.COM - Lembaga survei yang berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, Pew Research, menyebut jika 74 persen pengguna Facebook tidak menyadari jika raksasa media sosial itu mengambil data pribadi mereka diam-diam untuk kepentingan iklan di platform-nya.
Dari 963 orang dewasa di Amerika Serikat yang disurvei antara 4 September dan 1 Oktober 2018, sebanyak 51 persen tidak nyaman dengan halaman 'Preferensi Iklan Anda', di mana jaringan itu menempatkan pengguna dalam kategori yang berbeda berdasarkan perilaku online untuk menayangkan iklan yang ditargetkan.
Selain itu, hampir sepertiga atau 27 persen mengatakan bahwa kategorinya tidak akurat. Pew Research memaparkan, selain melacak data pengguna untuk menayangkan iklan popok kepada orangtua baru, Facebook juga menebak afiliasi politik masing-masing pengguna dan afinitas etnis atau ras, seperti dilansir dari laman VIVA.
Data ini seolah menjadi kunci rahasia Facebook yang mana hanya mereka yang dapat mengakses. Faktanya adalah bahwa data ini sebenarnya bisa dilihat oleh pengguna lewat halaman 'Preferensi Iklan Anda'. Akan tetapi belum banyak yang tahu. Inilah yang membuat pengguna seperti tidak merasa memiliki hak atas data pribadinya.
Survei Pew ini langsung ditanggapi Facebook. Mengejutkan, karena mereka mengakui bahwa harus ada edukasi yang lebih baik lagi mengenai cara kerja iklan yang berbasis internet.
"Kami ingin para pengguna memahami cara kerja pengaturan dan kontrol iklan kami. Ini agar iklan bisa menjadi hal baik untuk semua orang. Kami dan industri iklan daring lainnya juga perlu berbuat lebih banyak untuk mendidik pengguna tentang cara kerja iklan," demikian keterangan resmi Facebook.
Bukan itu saja. Facebook mengaku akan mengedukasi pengguna termasuk bagaimana mereka melindungi informasi seperti data pribadi. "Tentu, kami juga menyambut baik mengenai usulan transparansi dan kontrol," paparnya.