RAKYATKU.COM, PATI - Sabtu, 12 Januari 2019 lalu, Legiman tertangkap satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Kabupaten Pati.
Di depan petugas, pengemis yang diketahui tinggal di sebuah rumah kos yang berada di kawasan Perumahan Gunung Bedah, Desa Sokokulon Kecamatan Margorejo, Pati itu, mengaku memiliki aset kekayaan mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Mulai dari tabungan yang mencapai Rp900 juta, dan aset kekayaan berupa rumah senilai Rp250 juta, serta sebidang tanah seharga Rp275 juta.
Ia pun sempat menyebut sejumlah aset kekayaan berupa rumah dan tanah tersebut berada di Desa Ngawen Kecamatan Margorejo, Pati.
Dilansir dari Detik, Kepala Satpol PP Kabupaten Pati, Hadi Santosa mengaku, tidak dapat memastikan kebenaran pernyataan dari Legiman, atau yang biasa dijuluki Lek Man Ceker itu.
Sebab, pihak Satpol PP Pati hanya sebatas melakukan penertiban melalui razia PGOT, dan belum sampai melakukan kroscek langsung di lapangan terkait pernyataan Legiman.
"Tidak tahu ya benar atau tidaknya. Yang jelas pernyataan tersebut yang diucapkan oleh Legiman ketika diintrogasi petugas kami, sesaat setelah Legiman terjaring razia PGOT pada Sabtu lalu di Alun-alun Pati," terang Hadi saat dihubungi detikcom, Rabu (16/1/2019).
Meski demikian, Hadi dapat memastikan bahwa pendapatan Legiman dalam sehari mengemis bisa mencapai Rp1 juta. Hal tersebut dibuktikan dari dua kali Legiman tertangkap pihak Satpol PP, dan didapati pula jumlah nominal uang hasil mengemis yang banyak.
"Jadi Legiman ini sudah dua kali terjaring razia PGOT Satpol PP Pati. Pertama dulu kami hitung uang hasil mengemisnya mencapai Rp1 juta lebih. Nah yang kemarin nilainya Rp695 ribu. Itu disebut Legiman sepi karena turun hujan seharian," terang Hadi.
Para tetangga kos Legiman, kaget dengan pernyataan Legiman yang menjadi viral setelah diberitakan.
Salah seorang tetangga Legiman, Priyo warga Perumahan Gunung Bedah Desa Sokokulon Kecamatan Margorejo, Pati menceritakan, selama ini warga menaruh rasa iba terhadap Legiman.
Tak jarang warga sekitar saling bergantian memberikan sumbangan sekedarnya, seperti makanan ataupun kebutuhan sehari-hari kepada Legiman.
"Ya kan dia punya cacat fisik ya, maaf kakinya itu jempor, sama bicaranya agak susah. Jadi itu yang buat warga sini iba. Sering kita kasih sumbangan makan, atau bahan pokok lainnya. Lha ya kaget setelah tahu beritanya seperti ini, kita ya nggak menyangka. Tapi ya kalau itu benar, semoga saja tidak dimanfaatkan pihak lain," kata Priyo saat ditemui di rumahnya, Rabu (16/1/2019).
Selama ini warga memang sudah mengetahui profesi Legiman sebagai pengemis. Setiap pagi, adiknya menjemput dan mengantar pulang saat sore ataupun malam hari. Ketika Legiman berada di rumah, juga tak pernah keluar karena memiliki kesulitan untuk berjalan.
"Kalau ada kumpulan warga ya Pak Legiman nggak pernah kelihatan, dia selalu di rumah. Ya kan memang dia punya kesulitan karena kondisi fisiknya itu. Warga sini yang sering ke rumahnya untuk kasih sumbangan apa gitu," jelasnya.