Senin, 14 Januari 2019 23:44

Di Depan SBY, Prabowo: Intelijen Jangan Intelin Mantan Presiden

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Prabowo Subianto didampingi Sandiaga Uno, saat membacakan pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1/2019).
Prabowo Subianto didampingi Sandiaga Uno, saat membacakan pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1/2019).

Calon Presiden Prabowo Subianto berharap, Indonesia ke depan punya angkatan perang yang unggul. Hal itu disampakan Prabowo, saat menyampaikan pidato kebangsaannya, di Jakarta Convention Center (JCC),

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Calon Presiden Prabowo Subianto berharap, Indonesia ke depan punya angkatan perang yang unggul. Hal itu disampakan Prabowo, saat menyampaikan pidato kebangsaannya, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Senin malam (14/1/2019).

"Bangsa yang kokoh hanya bisa diwujudkan jika tentara yang kuat, tentara rakyat yang setia kepada rakyat dan bangsa. Tentara yang tidak kalah dengan tentara-tentara terbaik di dunia," kata Prabowo. 

Termasuk intelijen kata Prabowo. Katanya, Indonesia perlu intelijen yang unggul yang setia kepada bangsa dan rakyat. 

"Intelijen itu ngintelin musuh negara. Jangan intelin mantan presiden," ujar Prabowo disambut aplaus para pendukungnya. 

"Jangan intelin mantan ketua MPR RI. Jangan intelin anaknya proklamator kita. Jangan intelin mantan Panglima TNI. Jangan intelin ulama-ulama besar kita," tegasnya. 

"Kalau mau intelin mantan Pangkostrad, gak apa-apa," ujar Prabowo lagi yang disambut teriakan pendukungnya yang hadir. 

Dijanjikan Prabowo, jika terpilih nanti, pihaknya akan memastikan ulama-ulama dihormati, dan bebas dari ancaman kriminalisasi. Ini menjadi sangat penting, karena peran ulama dalam kemerdekaan bangsa sangat penting.

"Karena itu, bagi bangsa Indonesia, janganlah pernah kita tidak hormati kiai-kiai kita, ulama-ulama kita, dan pemuka-pemuka agama lain yang memimpin kita," pungkas Prabowo.

Hadir ikut menyaksikan langsung pidato kebangsaan Prabowo, Susilo Bambang Yudhoyono, Amien Rais, Zulkifli Hasan, Agus Harimurti Yudhoyono, Titiek Soeharto, Shohibul Iman, Djoko Santoso, Ahmad Dhani, dan sejumlah elite politik lainnya.