RAKYATKU.COM, JAKARTA - PT Hero Supermarket Tbk (HERO Group) mengakui perusahaan menanggung kerugian hingga Rp163 miliar pada kuartal ketiga 2018 lalu atau lebih dari dua kali lipat kerugian kuartal III 2017, yakni Rp79 miliar. Itu imbas penurunan bisnis retail penjualan makanan turun yang mencapai 6 persen.
Corporate Affairs GM Hero Supermarket, Tony Mampuk, mengatakan perusahaan sebenarnya masih meraup laba pada kuartal III 2018. Akan tetapi, perusahaan bukan semata-mata Hero Supermarket, melainkan juga Giant Ekstra, Giant Ekspres, dan 258 toko Guardian Health & Beauty, serta satu toko IKEA.
"Sebagai langkah untuk memastikan agar PT Hero Supermarket Tbk bisa sustain, kami melakukan penutupan 26 toko Hero Supermarket. 532 karyawan yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terkait food business (bisnis makanan)," kata Tony dikutip CNNIndonesia.com, Minggu (13/1/2018).
26 toko yang ditutup adalah gerai-gerai ritel modern yang tercatat tak menghasilkan keuntungan lagi. "Sejak tiga tahun terakhir memang kondisi ritel secara umum dalam tekanan. Kalau tidak melakukan penutupan 26 toko ini, maka beban operasional akan semakin tinggi dan kerugian akan semakin besar," tutur Tony.
Daya beli masyarakat yang lesu disebut-sebut jadi penyebab banyak toko menutup lapaknya. Pada pertengahan 2017, gerai retail modern Sevel atau 7-Eleven menutup seluruh operasionalnya. Diikuti kemudian Ramayana pada Agustus 2017.