Selasa, 01 Januari 2019 10:34

Jalan di Mamasa Rusak Parah, Warga Harus Bermalam dan Tarik Mobil

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Jalan Poros menuju Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.
Jalan Poros menuju Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat.

Jalan Poros menuju Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat rusak parah.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Jalan Poros menuju Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa,  Sulawesi Barat rusak parah. Akibatnya warga harus saling bahu-membahu menarik mobil yang melintas pada jalur tersebut.

Uriondinansa, salah satu warga setempat yang melintasi jalur tersebut mengatakan, jalan poros tersebut merupakan titik terparah. Setiap mobil yang menuju Nosu harus ditarik terlebih dulu.

"Kami hampir 3 jam berada disini untuk menarik mobil, kebetulan banyak yang melintas jadi kami bersama-sama," kata Uriondinansa.

Sementara itu, warga lainya, Ira mengaku, ia bersama keluarga harus bermalam di lokasi tersebut karena mobilnya tidak bisa melewati jalur tersebut.

"Jam 12 malam kami tiba disini, tapi susah untuk tembus, terpaksa harus tidur di mobil bersama anak-anak, menunggu pagi sampai warga lewat untuk menarik mobil," tuturnya. 

Tidak hanya itu, salah satu sopir angkutan umum Jalur Makassar Nosu, Roin mengeluhkan kondisi jalan tersebut. Sebab, banyak penumpang yang membatalkan perjalanannya.

"Kemarin saya disini sampai jam 4 sore, ada sekitar 6 orang penumpang yang sudah mendaftarkan membatalkan perjalanan mereka karena saya terlambat sampai di Nosu,  mereka mengira saya tidak jadi naik," ungkapnya kesal.

Roin menambahkan, kondisi ini diperparah saat turun hujan. Jalan pun menjadi licin dan berlumpur. Padahal jalanan ini merupakan satu-satunya akses menuju Nosu, dan merupakan jalur nadi perekonomian masyarakat setempat.

"Ini sudah hampir sebulan parah sekali, hampir tiap hari lewat disini pasti ada mobil yang terjebak, jadi harus bantu tarik dulu baru kami melanjutkan perjalanan. Parahnya, beberapa warga bakar-bakar jagung sambil menunggu ada yang lewat," tambahnya.

Dari pantauan Rakyatku.com, warga terlihat harus membawa sekop untuk menimbun dan meratakan titik yang paling sulit untuk dilewati. Jalur tersebut panjangnya sekitar 10 meter.