MAROS - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan kunjungan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) 01 Mandai, Jumat (29/8/2025).
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik, mengatakan MBG ini adalah salah satu program prioritas pemerintah yang diharapkan berdampak langsung pada masyarakat.
Ia menegaskan, semua bahan tersebut berasal dari para petani, pekebun, serta pelaku UMKM yang tinggal di pedesaan.
Baca Juga : Pemprov Sulsel Perkuat Sinergi Damkar Makassar-Maros Penanganan Kebakaran Lintas Wilayah
“Pendapatan mereka lebih jelas dan lebih tinggi dibandingkan sebelum adanya MBG,” tambahnya.
Riza mencontohkan, pembudidaya ikan kini mendapatkan permintaan yang lebih besar karena SPPG setiap pekan dua kali menggunakan ikan sebagai sumber protein.
“Ikan itu kemudian diolah oleh ibu-ibu. Ada sekitar 10 sampai 13 pekerja yang khusus menangani pencabutan durinya,” jelasnya.
Baca Juga : Pemkab Maros Salurkan Air Bersih ke 6 Kecamatan Terdampak Kekeringan
Selain itu, pihaknya juga memberikan predikat Ramah UMKM kepada SPPG Mandai 01, karena lebih dari 60 persen produk yang digunakan merupakan produk UMKM.
Saat ini, kata dia, sudah ada 10.000 UMKM yang terhubung dengan dapur SPPG di Indonesia.
Deputi Bidang Penyediaan dan Penyaluran BGN, Brigjen (Purn) Suardi Samiran, menekankan pentingnya menjaga rantai pasok dalam program MBG.
Baca Juga : Bupati Maros Siap Bawa Aspirasi Tuntutan Para Demonstrasi
“Rantai ini harus terjaga dari petani, UMKM hingga ke SPPG. Harapannya masyarakat bisa menjadi bagian dalam membantu mengoperasikan agar rantai SPPG tidak terputus,” ujarnya.
Menurutnya, rantai pasok yang baik akan memastikan bahan makanan tetap segar, harga stabil, serta berkontribusi pada pengendalian inflasi di daerah.
Sementara itu, Bupati Maros, Chaidir Syam menyebutkan saat ini sudah ada 10 SPPG yang beroperasi di Kabupaten Maros.
Baca Juga : Lima Kecamatan di Maros Berlakukan Belajar Daring Selama 2 Hari
“Ada 24 SPPG lain yang sudah siap, tinggal menunggu tahap penilaian dari Badan Gizi. Semoga bisa berjalan bulan depan. Misalnya untuk bandeng saja, minimal ada 15 pekerja yang terlibat. Artinya lapangan kerja semakin terbuka,” ungkapnya.
Chaidir menambahkan, sejauh ini sudah ada 50 UMKM yang terlibat langsung dalam program SPPG.
“Jumlah UMKM di Maros mencapai 30.000. Artinya peluang untuk terhubung dengan SPPG masih sangat besar,” pungkasnya.