Kamis, 04 September 2025 18:01
dok. OJK.go.id
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) tetap solid di tengah dinamika global dan domestik. Hal ini terungkap dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 27 Agustus 2025.

 

Kepala OJK Mahendra Siregar mengatakan di level global, International Monetary Fund (IMF) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 menjadi 3,0 persen dan 3,1 persen pada 2026, ditopang perbaikan likuiditas serta kebijakan fiskal yang akomodatif. Sejalan dengan itu, World Trade Organization (WTO) memperkirakan perdagangan global 2025 tumbuh 0,9 persen, jauh lebih baik dari perkiraan sebelumnya (-0,2 persen).

Meski tensi perang dagang AS dan BRICS masih terasa, pasar keuangan global mendapat sentimen positif dari ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter di berbagai negara.

Baca Juga : Pasar Modal Makin Diminati, CMSE 2025 Pecahkan Rekor Pengunjung Hingga 11.682 Orang

Ekonomi Domestik Tetap Solid

 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengungkapkan di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga dengan intermediasi sektor keuangan yang positif. Hal ini turut menopang kinerja pasar modal dan memperkuat kepercayaan investor global.

Sepanjang Agustus 2025, IHSG menutup perdagangan di level 7.830,49 atau naik 4,63 persen mtd (10,60 persen ytd), bahkan sempat menembus All Time High di level 8.022,76 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp14.377 triliun.

Baca Juga : OJK Dorong Inklusi Keuangan di Daerah 3T Lewat Program Gizi SPPG Talaka di Pangkep

Likuiditas transaksi juga meningkat, dengan rata-rata nilai transaksi harian naik menjadi Rp14,32 triliun. Investor asing kembali mencatatkan net buy Rp10,96 triliun setelah dua bulan sebelumnya mengalami net sell.

Pasar Obligasi dan Investasi Melesat

Indeks pasar obligasi (ICBI) menguat 1,62 persen mtd (8,40 persen ytd), dengan penurunan yield SBN rata-rata hingga 58 bps sepanjang tahun. Investor asing tercatat menambah kepemilikan SBN sebesar Rp77,21 triliun ytd.

Baca Juga : Sinergi OJK dan Pemerintah Dukung Asta Cita Lewat Program Gizi dan Inklusi Ekonomi di Pangkep

Di industri pengelolaan investasi, Asset Under Management (AUM) mencapai Rp885,95 triliun dengan pertumbuhan 5,80 persen ytd. Reksa Dana juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan NAB mencapai Rp550,43 triliun dan net subscription Rp24,54 triliun ytd.

Jumlah investor pasar modal terus bertambah, kini mencapai 18,02 juta, naik 21,18 persen sepanjang 2025.

Sanksi dan Bursa Karbon

Baca Juga : Satgas PASTI bersama Polda Sumut berhasil mengungkap penipuan keuangan senilai Rp254 juta berkat laporan melalui IASC. OJK tegaskan komitmen lindungi masyarakat dari aktivitas keuangan ilegal.

Selain penguatan pasar, OJK juga mencatat penegakan aturan yang ketat. Sepanjang 2025, OJK menjatuhkan sanksi administratif berupa denda hingga Rp23,43 miliar kepada 43 pihak serta pencabutan izin terhadap beberapa perusahaan efek.

Sementara itu, Bursa Karbon Indonesia mencatat total volume transaksi sebesar 1,6 juta tCO2e dengan nilai Rp78,38 miliar hingga akhir Agustus 2025.

Prospek Positif

Baca Juga : Satgas PASTI Hentikan Aktivitas Golden Eagle, Diduga Tawari Program Penghapusan Utang Tanpa Legalitas

Dengan fundamental ekonomi yang kokoh, stabilitas likuiditas yang terjaga, serta meningkatnya minat investor asing, OJK optimistis sektor jasa keuangan Indonesia akan tetap resilien menghadapi tantangan global.

BERITA TERKAIT