Kamis, 31 Oktober 2024 17:11
Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Sulsel, Danny Pomanto - Azhar Arsyad. (Dok Rakyatku)
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Calon Wakil Gubernur Sulsel nomor urut 1, Azhar Arsyad memberi saran kepada KPU Sulsel untuk pelaksanaan debat kedua Pilgub Sulsel pada 11/10/2024.

 

Azhar pentingnya menciptakan ruang yang tenang tanpa sorak-sorai pendukung selama perdebatan. Dengan demikian para kandidat dapat menyampaikan gagasan mereka dengan lebih jelas.

"Teriak-teriakkan dari pendukung itu tidak bagus. Ini adalah ruang edukasi, ruang eksplorasi gagasan untuk lima tahun ke depan, bukan untuk membicarakan masa lalu," kata Azhar kepada wartawan pada Kamis (31/10/2024),

Baca Juga : Pasca Debat, Cawagub 01 Sulsel Akan Kampanye Terbatas di Pangkep

Di sisi lain, Azhar juga mengapresiasi pendukungnya yang selalu tenang saat lawan bicara menyampaikan pandangan pada debat pertama 28 Oktober lalu. Ia menyarankan agar para calon diberikan waktu khusus untuk menyampaikan visi dan misi secara langsung dalam debat. 

 

“Kalau pendukung kami tenang mendengarkan, harapannya semua juga bisa begitu. Debat ini bukan ajang untuk saling menjatuhkan, tetapi mengeksplorasi apa yang akan dilakukan ke depan demi kemajuan Sulsel,” tambah Ketua DPW PKB Sulsel ini.

Lebih lanjut, Azhar ingin agar pembahasan dalam debat fokus pada solusi dan ide-ide untuk masalah nyata yang dihadapi masyarakat. Termasuk persoalan kesejahteraan petani yang menurutnya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. 

Baca Juga : Danny Pomanto Resmikan Posko Pemenangan DIA di Kabupaten Wajo

“Kita perlu ide-ide yang benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Ini tentang memberikan akses dan dukungan agar petani kita bisa lebih sejahtera,” jelasnya.

Azhar juga berharap perdebatan nanti bisa menekankan pentingnya penghargaan terhadap kearifan lokal dan nilai-nilai budaya yang ada di Sulsel. Ia menekankan perlunya calon pemimpin yang menghargai peran tokoh adat dan pemangku adat yang telah berjuang menjaga nilai-nilai budaya. 

“Sulsel itu heterogen. Ada berbagai suku dan budaya, seperti Tolotan, Kajang, dan Karampuang. Bagaimana pemimpin Sulsel nanti menghargai kearifan lokal ini, agar semua merasa dilibatkan. Penghargaan kepada para tokoh adat itu penting, mereka adalah pejuang yang mempertahankan jati diri daerah ini,” bebernya.