Kamis, 13 Juni 2024 09:55
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM, WAJO - Terhitung selama satu bulan lebih, sejak awal bulan Mei yang lalu, kondisi banjir Danau Tempe masih terjadi. Sampai saat ini, kondisi banjir Danau Tempe masih berdampak pada 6.858 rumah di 30 desa/kelurahan pada 5 Kecamatan, yakni Kecamatan Belawa, Kecamatan Tanasitolo, Kecamatan Tempe, Kecamatan Sabbabgparu dan Kecamatan Pammana 

 

Bahkan akibat tingginya kondisi banjir yang menggenangi rumah warga, saat ini tercatat sebanyak 34 KK / 98 jiwa yang mengungsi di 3 tempat diantaranya Aula Dinas Perikanan 6 KK/31 jiwa. Mesjid Al Wahyu ; KK 14/31 jiwa (Laki 11, Perempuan 20), (terdapat Bayi di bawah 1 thn 1 orang, Balita 3 org). Rumah Kosong ; KK 14/36 jiwa (Laki 16, Perempuan 22).

"Sudah sebulan lebih, debit air di Danau Tempe masih cukup tinggi, dan sebagian masyarakat khususnya di Tempe sudah ada yang mengungsi di beberapa tempat yang lebih kondusif," ungkap Syansul Bahri, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Wajo.

Baca Juga : Propam Polda Lakukan Penegakan Ketertiban dan Disiplin di Polres Wajo

"Pak bupati juga sudah menginstruksikan untuk melakukan upaya-upaya penanganan dan pelayanan bagi masyarakat terdampak, termasuk bagi mereka yang mengungsi, tiap hari kita kontrol kondisinya," lanjutnya. 

 

Sebagai upaya penanganan dan pelayanan bagi masyarakat terdampak banjir Danau Tempe, Pemerintah Kabupaten Wajo melalui BPBD Kabupaten Wajo telah melakukan penanganan pengungsi dengan menfasilitasi penampungan sementara di 3 tempat yaitu aula Dinas Perikanan, kolong Masjid dan kolong rumah, termasuk pemberian bantuan logistik, air bersih dan lainnya. Bekerjasama dengan Dinas Sosial/TAGANA melaksanakan dapur umum, pemberian makanan jadi. Serta, bekerjasama dengan Puskesmas Tempe/Dinas Kesehatan terkait pemantauan kondisi kesehatan pengungsi dan masyarakat terdampak. 

Termasuk pemberian bantuan bambu kepada masyarakat di beberapa wilayah yang membutuhkan, baik di Kecamatan Belawa, Tanasitolo, Tempe dan Sabbangparu. Pemberian bantuan bambu tersebut diprioritaskan untuk membuat tiang penghalau eceng gondok yang dapat membahayakan rumah warga, termasuk bagi masyarakat yang rumahnya terancam rubuh atau kondisi rapuh. 

Baca Juga : Kasat Narkoba Polres Wajo Berganti, Kini Dijabat AKP Prawira Wardany

Pada Hari Senin dan Selasa (Tanggal 10 dan 11 Mei), Penjabat Bupati Wajo, Andi Bataralifu merespon secara cepat membantu warga yang rumahnya terancam rubuh di Kelurahan Salomenraleng. Bersama Tim BPBD, Lurah Salomenraleng dan warga setempat bergotong-royong membantu pemasangan bambu untuk menopang rumah masyarakat yang juga kurang mampu. 

Sampai saat ini, BPBD Wajo sudah mendistribusikan bambu kepada masyarakat terdampak banjir sebanyak 750 batang bambu. 

Penulis : Abd Rasyid. MS