Rabu, 03 Januari 2024 08:15
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani. (Foto: Pemkab Luwu Utara)
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, LUWU UTARA - Nilai smart city 2023 Kabupaten Luwu Utara tertinggi di Sulsel, yaitu dengan indeks final 2,88 menyusul Kabupaten Maros 2,53 dan Kota Palopo 2,52. Nilai itu tergambar dalam laporan hasil evaluasi implementasi kota cerdas (smart city) tahap II Luwu utara.

 

Dalam loporan hasil evaluasi implementasi tersebut, secara nasional dari 50 kabupaten/kota yang dievaluasi, Luwu Utara urutan ke-13 tertinggi seluruh Indonesia.

Salah satu tim evaluasi, Surahyo Sumarsono, akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam laporan smart city tersebut menjelaskan kekuatan Luwu utara dalam implementasi smart city, antara lain karena Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, memahami dan menguasai program smart city dengan baik.

Baca Juga : Jadi Inspektur Upacara HUT RI Ke-79, Bupati Liuwu Utara: Ini Tahun Terakhir Saya Memimpin Upacara Bendera

"Hal ini yang menjadi faktor leadership dalam rangka pengembangan smart city Luwu Utara ke depan. Ibu Bupati memiliki kepemimpinan digital sehingga memudahkan para perangkat daerah terkoordinasi dan berkolaborasi dalam mendorong pengembangan program smart city di Luwu Utara," terang Surahyo dikutip laman resmi Pemkab Luwu Utara, Rabu (3/1/2024).

 

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, mengapresiasi kerja kolaborasi yang dilakukan sehingga Luwu Utara bisa menjadi kabupaten/kota dengan nilai tertinggi implementasi smart city di Sulsel dan peringkat ke-13 dari 50 kabupaten/kota terpilih seluruh Indonesia.

"Meskipun hasilnya belum maksimal, masih banyak yang perlu dibenahi sesuai catatan dan rekomendasi tim evaluasi, capaian tersebut patut kita syukuri dan tentu menjadi motivasi agar ke depan program smart city di Luwu Utara lebih maju dan terus berkembang. Sejalan tuntutan dan perkembangan dinamika masyarakat," katanya.

Baca Juga : Bupati Luwu Utara Letakkan Batu Pertama Pembangunan DAK Fisik Pendidikan

Kepala Dinas Kominfo SP Luwu Utara, Nursalim Ramli, mengakui salah satu kelemahan implementasi smart city di Luwu Utara adalah integrasi dokumen tiap dimensi dan program.

"Terkait hal tersebut saya mendapat arahan langsung dari Ibu Bupati agar segera mengundang pimpinan perangkat daerah untuk menindaklanjuti beberapa catatan dan rekomendasi tim evaluasi. Khususnya terkait dengan sinkronisasi dokumen yang dibutuhkan, Ibu Bupati minta kepada saya agar semua rekomendasi tim evaluator segera dituntaskan," ujarnya.