Senin, 04 Desember 2023 22:34
Editor : Lisa Emilda

RAKYATKU.COM, BALI-- OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat mencatat kinerja Industri Jasa Keuangan di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2023 terus mencatatkan pertumbuhan positif, ditopang fungsi intermediasi yang tinggi dan tingkat risiko yang terkendali.

 

Kepala OJK Sulselbar, Darisman mengatakan OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat serta seluruh pemangku kepentingan juga terus melakukan berbagai program peningkatan literasi dan inklusi keuangan untuk mendorong peningkatan ekonomi dan kesejahteraan Masyarakat.

Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2023 tumbuh 9,55 persen yoy dengan nominal mencapai Rp187,6 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,11 persen yoy dengan nominal mencapai Rp125,15 triliun, dan kredit yang disalurkan tercatat tumbuh 12,18 persen yoy dengan nominal mencapai Rp153,98 triliun. Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 122,27 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan NPL 2,91 persen.

Baca Juga : Forum Internasional OECD - IOPS sepakati Peningkatan Kolaborasi industri Dana Pensiun Global

Aset perbankan syariah double digit 12,67 persen yoy menjadi Rp13,3 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh sangat tinggi 17,71 persen yoy menjadi Rp9,3 triliun, dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh double digit tumbuh 13,13 persen yoy menjadi Rp11,31 triliun.

 

Tingkat intermediasi Total aset perbankan di Sulawesi Selatan posisi Oktober 2023 tumbuh 9,55 persen yoy dengan nominal mencapai Rp187,6 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,11 persen yoy dengan nominal mencapai Rp125,15 triliun, dan kredit yang disalurkan tercatat tumbuh 12,18 persen yoy dengan nominal mencapai Rp153,98 triliun. Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 122,27 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah terkendali pada level aman dengan NPL 2,91 persen.

Aset perbankan syariah double digit 12,67 persen yoy menjadi Rp13,3 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh sangat tinggi 17,71 persen yoy menjadi Rp9,3 triliun, dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh double digit tumbuh 13,13 persen yoy menjadi Rp11,31 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah juga berada pada level tinggi 121,62 persen dengan tingkat NPL pada level aman 2,89 perbankan Syariah juga berada pada level tinggi 121,62 persen dengan tingkat NPL pada level aman 2,89.

Baca Juga : OJK Terbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) Triwulan II-2024

Jumlah rekening investasi s.d. Oktober 2023 mencapai 402.878 rekening dengan porsi terbesar pada produk reksadana sebanyak 289.684 rekening, saham 98.318 rekening, dan SBN 14.876 rekening. Adapun nilai transaksi saham di Sulawesi Selatan sampai dengan Oktober 2023 sebesar Rp15,08 triliun .

Perkembangan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan posisi September 2023 juga menunjukkan kinerja positif. Kinerja dana pensiun tergolong sangat baik dengan total aset yang tumbuh 11,69 persen yoy menjadi Rp1,37 triliun. Begitu pula dengan kinerja Perusahaan Pembiayaan dengan total piutang yang tumbuh 15,0 persen yoy menjadi Rp16,74 triliun. Adapun industri pergadaian juga mencatatkan pertumbuhan sangat tinggi dengan total pinjaman yang tumbuh signifikan 33,57 persen yoy menjadi Rp5,77 triliun.

Sejak Januari sampai dengan November 2023, Kantor OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat telah melaksanakan kegiatan edukasi kepada masyarakat dengan jumlah peserta 10.714 orang yang terdiri dari pelaku UMKM, ibu rumah tangga, ASN, komunitas, difabel, mahasiswa, maupun pelajar.

Baca Juga : OJK Terpilih Sebagai Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pengawas Dana Pensiun Dunia (IOPS)

Selanjutnya, untuk kegiatan Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI/sebelumnya Satgas Waspada Investasi) di Daerah telah dilaksanakan 15 kegiatan edukasi kepada masyarakat, baik melalui sosialisasi maupun talkshow di radio, serta telah dilaksanakan pula rapat koordinasi dengan lembaga yang bernaung di bawah Satgas PASTI.

Data layanan konsumen sejak Januari-Oktober 2023 terdapat 714 layanan konsumen yang terdiri dari 205 layanan pengaduan, 438 pemberian informasi, dan 71 penerimaan informasi. Dari total layanan konsumen tersebut sebanyak 422 layanan terkait perbankan, 158 layanan terkait perusahaan pembiayaan, 45 layanan terkait fintech, 37 terkait sektor non LJK, 27 terkait asuransi, 3 terkait pasar modal, 2 dana pensiun dan 1 pegadaian. Sedangkan, untuk SLIK sejak Januari hingga 30 Oktober 2023 terdapat 5.572 layanan.(*)

TAG