RAKYATKU.COM, JAKARTA - PT Vale Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Ltd (Huayou) dan PT Huali Nickel Indonesia (Huali) untuk pembangunan fasilitas pengolahan nikel dengan teknologi High-Pressure Acid Leaching (HPAL).
Kerja sama ini menargetkan produksi 60.000 ton nikel dan 5.000 ton kobalt per tahun dalam bentuk produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang dapat diolah lebih lanjut menjadi baterai kendaraan listrik. Proyek ini akan mengolah bijih nikel berjenis limonit dari Blok Sorowako, sementara pabrik HPAL akan berlokasi di Malili, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
Proyek ini, bersama dengan progres terbaru dari proyek HPAL Pomalaa dan proyek Morowali, adalah bagian dari perwujudan komitmen pertumbuhan, dan pemenuhan dari komitmen investasi kami.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, mengatakan kerja sama ini selaras dengan visi Indonesia untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik domestik sekaligus menjadikan PT Vale sebagai kontributor utama dalam menjawab tantangan dekarbonisasi dunia, dengan investasi yang mampu menghadirkan peningkatan ekonomi lokal, dan memastikan pemberdayaan yang optimal untuk sumber daya nikel Indonesia.
"Komitmen rendah karbon dan mitra kami, beserta konsistensi praktik pertambangan berkelanjutan PT Vale, akan membuat proyek ini berkelas dunia," kata Febriany, Jumat (25/8/2023).
Presiden Komisaris PT Vale Indonesia, Desnee Naidoo, mengungkapkan perjanjian ini adalah capaian strategis untuk PT Vale sebagai bagian dari pelaksanaan program investasi senilai USD8,6 miliar di Indonesia.
Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29
“Dengan lebih dari setengah abad beroperasi di Indonesia, PT Vale memiliki posisi yang unik dan berkomitmen untuk mendukung percepatan target Indonesia untuk hilirisasi yang lebih maju serta untuk menghadirkan rantai pasok kendaraan listrik (EV) yang menarik – dari pertambangan mineral menuju produksi baterai dan kendaraan," ujarnya.
Chairman Huayou, Chen Xuehua, menyebut kerja sama untuk membangun masa depan industri litium yang setara adalah konsep pengembangan yang komitmen pelaksanaannya dipegang teguh Huayou. Kerja sama ini adalah satu lagi kombinasi sempurna dari praktik terdepan berkelas dunia dari Huayou Cobalt untuk teknologi pengolahan berbasis HPAL yang hijau dan rendah karbon, keunggulan sumber daya yang dimiliki Indonesia dan konsistensi pertambangan berkelanjutan PT Vale.
"Melalui kerja sama ini Huayou akan melaksanakan pengembangan sumber daya yang rendah karbon, hijau, dan berkelanjutan. Melaksanakan konsep ESG secara mendalam untuk meningkatkan kekuatan dari industri energi baru serta berkontribusi untuk pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia, serta untuk industri dan rantai pasok EV secara global," tuturnya.
Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero
Proyek HPAL ini akan memulai konstruksi segera setelah mendapatkan perizinan yang dibutuhkan.