Minggu, 06 Agustus 2023 08:16
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM, MAKASSAR – Jajaran pegawai Rutan Kelas I Makassar mengikuti kegiatan latihan menembak di Lapangan Tembak Jananuraga SPN Batua pada Sabtu, (5/8).

 

Kepala Rutan Kelas I Makassar, Moch. Muhidin menyebut bahwa kegiatan latihan menembak ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan ketangkasan petugas dalam menghadapi potensi situasi darurat yang mungkin terjadi dalam melaksanakan tugas.

“Sebelumnya sudah Latihan ketangkasan fisik, di SPN Batua juga. Hari ini lebih kepada mental, bagaimana sikap petugas dalam menghadapi situasi yang darurat dengan menggunakan senjata,” ungkapnya.

Baca Juga : Rutan Makassar Usulkan 108 Warga Binaan Dapat Remisi 17 Agustus 2024

Sebelum Latihan digelar, teori pengenalan senjata api Laras pendek disampaikan oleh salah satu instruktur, Iptu Herman Nur. Beliau menjelaskan beberapa hal terkait cara memperlakukan senjata api, kemudian memperkenalkan bagian-bagian dan fungsi dari senjata api revolver laras pendek, serta menjelaskan cara penggunaan senjata api yang baik dan benar.

 

“Terima kasih telah memercayakan pelatihan ini kepada kami. Karena di Makassar ini banyak sekali lapangan tembak. Kami selalu siap untuk bersinergi dengan pihak Rutan Makassar dalam hal peningkatan kualitas SDM petugas di bidang fisik dan mental,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Kesatuan Pengamanan, Andi Erdiyangsah Bahar berharap setelah memperoleh materi dan pengalaman menembak tersebut, jajaran Kesatuan Pengamanan memiliki mental yang baik saat menghadapi situasi genting di lapangan.

Baca Juga : Rutan Makassar Lakukan Penandatanganan Pakta Integritas Menuju WBK

Diketahui penghuni Rutan Kelas I Makassar saat ini berjumlah 1.886 orang, dengan rincian 1.448 tahanan, 433 narapidana dan 5 bayi dengan kekuatan petugas yang hanya berjumlah 12 orang.

"Kita tidak bisa memprediksi kapan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban (kamtib) di Rutan Makassar dan tentu saja bukan hal yang diharapkan untuk terjadi. Tapi sebuah keharusan bagi setiap petugas khususnya petugas pengamanan untuk memiliki kemampuan dalam menggunakan senjata api. Walaupun penggunaannya merupakan opsi terakhir dalam menghadapi situasi gangguan kamtib tersebut," ungkapnya.