RAKYATKU.COM - Lebih dari 100 orang meninggal dunia akibat cuaca panas ekstrem di Meksiko sepanjang Juni 2023, kata pemerintah setempat, menyusul serangkaian gelombang panas di negara Amerika Latin itu.
Ilmuwan mengatakan pemanasan global memperparah cuaca buruk, dengan banyak negara mengalami suhu yang mencapai rekor tertinggi.
Lebih dari 1.000 situasi darurat akibat cuaca panas dilaporkan di Meksiko antara 12 hingga 25 Juni, dengan 104 di antaranya berujung kematian, menurut data Kementerian Kesehatan.
Baca Juga : Hasil Piala Dunia: Argentina Kalahkan Meksiko, Messi Cetak Satu Gol
Pihak berwenang melaporkan delapan kasus kematian antara 14 April dan 31 Mei lalu sehingga jumlah total korban jiwa mencapai 112 orang. Penyebab utamanya adalah serangan panas, disusul dehidrasi.
Wilayah Meksiko utara melaporkan paling banyak korban jiwa, dengan 64 kasus tercatat di negara bagian Nuevo Leon dan 19 kasus di Tamaulipas, yang berbatasan dengan Texas, Amerika Serikat, yang sama-sama dilanda cuaca panas ekstrem.
Di Meksiko, suhu maksimum yang terekam pekan ini mencapai 49 derajat di negara bagian Sonora di Meksiko barat laut.
Baca Juga : Argentina vs Meksiko Berakhir Imbang di Babak Pertama
Suhu maksimum rata-rata di Meksiko selama musim panas ini berfluktuasi antara 30 dan 45 derajat Celcius.
Pihak berwenang memperingatkan gelombang panas lain dapat melanda negara berpenduduk 127 juta jiwa itu mulai 1 Juli.
Mei 2023 lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan, hampir dapat dipastikan dari 2023 hingga 2027 akan menjadi lima tahun paling hangat yang pernah tercatat, karena gabungan gas rumah kaca dan El Nino meningkatkan suhu udara.
Baca Juga : Lawan Meksiko, Argentina Akan Tentukan Nasib di Piala Dunia 2022
Sumber: VOA Indonesia