Jumat, 23 Juni 2023 19:40
Peresmian rumah produksi pakan ikan dengan metode ramah lingkungan yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Karya Sipatuo, Desa Balantang, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Selasa (20/6/2023).
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM, LUWU TIMUR - Manajemen PT Vale Indonesia dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Luwu Timur menyerahkan rumah produksi pakan ikan dengan metode ramah lingkungan yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Karya Sipatuo, Desa Balantang, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Selasa (20/6/2023). Penyerahan ditandai dengan peresmian rumah produksi pakan ikan tersebut.

 

Gembae, inovasi pemerintah Desa Balantang, diambil menjadi nama merek dagang produk pakan ikan ini. Ide membuat produk pakan ikan merek Gembae ini lahir lewat musyawarah bersama atas masalah ikan invasif, yang keberadaan dan penyebarannya menyebabkan ataupun berpotensi merugikan ekonomi, lingkungan, dan kesehatan manusia.

Ikan mujair dan nila termasuk ikan invasif yang akan menjadi bahan baku produk pakan ikan tambak. Ikan ini dianggap merugikan usaha tambak masyarakat di Desa Balantang yang merupakan mata pencarian utama di sana.

Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024

Ikan mujair dan nila kerap memakan benih-benih ikan bandeng maupun udang di lahan tambak masyarakat. Selain itu, ketika masa panen tiba, ikan invasif tersebut berpotensi menjadi limbah bagi lingkungan karena bau busuk yang dihasilkan ikan-ikan tersebut.

 

Director External Relations PT Vale, Endra Kusuma, mengapresiasi hadirnya rumah produksi pakan ikan Gembae ini. Lantaran memunculkan solusi atas masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan. PT Vale memberikan dukungan penuh mulai dari pengadaan gedung produksi, sarana mesin produksi, dan pembekalan pelatihan pengelolaan tambak pakan ikan ramah lingkungan atau tanpa bahan kimia.

"Upaya ini patut diapresiasi di tengah tantangan ide bisnis BUMDes, yang mayoritas belum berbasis masalah yang ada dan potensi tersedia di desa. Ketekunan Kepala Desa Balantang yang didukung para pemuda dalam menggerakkan BUMDes ini, kiranya menjadi inspirasi bagi masyarakat secara luas. Bahwa kreativitas dan aksi bisa menghasilkan inovasi, dan pada gilirannya sejalan dengan mendukung indeks inovasi daerah di Kabupaten Luwu Timur,” katanya.

Baca Juga : PT Vale Perkuat Komitmen Iklim lewat Kemitraan Produksi Nikel Net-Zero di COP29

Endra menuturkan, kemandirian masyarakat pascatambang terus digalakkan agar nantinya mereka bisa menciptakan inovasi hingga lapangan kerja sendiri.

“Dan tentu ini akan membangun kemandirian masyarakat pascatambang. Karena tentu harapannya bisa memicu potensi swasembada pakan ramah lingkungan, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, dan masyarakat dapat berkontribusi sekiranya menjadi warisan yang berkelanjutan,” tutur Endra.

Dalam prosesnya, pendampingan aspek teknis produksi dan kontrol kualitas juga didukung Badan Riset & Inovasi Nasional (BRIN). Rumah produksi ini dapat menghasilkan pakan 14.400 kilogram/bulan atau 600 kilogram/hari. Pakan ikan Gembae dijual dengan harga Rp8.800/kilogram lebih murah ketimbang pakan pabrik yang rata-rata dijual Rp 11.500/kilogram.

Baca Juga : Presiden Prabowo Saksi Kolaborasi USD1,4 Miliar PT Vale dan GEM Co. untuk Pabrik Nikel Net-Zero

Bupati Luwu Timur, Budiman, mengapresiasi inovasi dari BUMDes Karya Sipatou Desa Balantang. Menurutnya, kehadiran rumah produksi pakan ikan tambak ini peluang alternatif penghidupan dengan peningkatan pendapatan bagi masyarakat. “Jadi, sangat luar biasa. Yang tadinya ikan invasif ini masalah kemudian menjadi solusi yang bernilai ekonomi,” paparnya.

“Belum lagi ini proses produksinya dilakukan secara non-kimia. Ke depan, saya membayangkan jika nanti ada yang tanya di mana beli pakan tambak yang bagus, orang-orang akan tunjuk di Balantang, BUMDes Sipatuo, sehingga jadi ciri khas wilayah, ada pembeda dari desa lainnya. Saya kira ini sangat membanggakan,” lanjutnya.

Bendahara BUMDes Karya Sipatou, Andi Hastuti Latif, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama PT Vale, yang telah mendukung terwujudnya unit usaha ini.

Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan

“Alhamdulillah, apa yang kami harapkan sederhana, namun oleh PT Vale diberikan yang luar biasa. Di luar ekspektasi kami. Awalnya kami hanya mendambakan pabrik kecil yang kapasitas produksinya hanya 50-an kilogram. Namun, ternyata didukung bisa berkapasitas 14 ribu kilogram lebih. Terima kasih PT Vale. Alhamdulillah di bulan ini sejak pertama kami kali beroperasi pada Maret, itu kami sudah menghasilkan dua ton dengan omzet sekitar Rp12 juta,” bebernya.