Senin, 01 Mei 2023 19:32
Ilustrasi bendera China (foto: AFP)
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM - Memutuskan hubungan dengan China akan menempatkan sebagian besar industri Jerman dalam risiko, CEO pembuat mobil mewah Mercedes-Benz memperingatkan pada hari Minggu.

 

Ola Kaellenius diwawancarai oleh surat kabar Bild am Sonntag setelah kembali dari perjalanan bisnis ke China, pasar terbesar dan terpenting pabrikan Jerman itu.

Ada kekhawatiran yang berkembang di Jerman dan UE secara keseluruhan tentang ketergantungan ekonomi kawasan ini pada China, yang merupakan salah satu mitra dagang utamanya dan pemasok utama bahan baku penting untuk transisi hijau.

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

“Pemain utama dalam ekonomi global – Eropa, AS, dan China – saling terkait erat sehingga melepaskan diri dari China tidak masuk akal,” kata Kaellenius.

 

“Pemisahan dari China adalah ilusi, dan juga tidak diinginkan,” tambahnya.

China memiliki pasar mobil terbesar di dunia dan pembuat mobil Jerman sangat bergantung padanya. Pemegang saham utama Mercedes-Benz adalah Chinese BAIC Group dan Chairman Geely Li Shufu. Pada tahun 2022, China menyumbang 18% dari pendapatan dan 37% dari penjualan mobil di Mercedes-Benz, menurut Reuters.

Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM

Ketika ditanya apakah mungkin bagi Mercedes-Benz untuk menghentikan bisnisnya di China, seandainya ketegangan politik di sekitar Taiwan meningkat seperti yang terjadi dengan Rusia setelah dimulainya konflik di Ukraina, bos Mercedes-Benz menjawab: “Itu tidak terpikirkan oleh hampir seluruh industri Jerman.”

Eropa bergantung pada China untuk 98% unsur tanah jarangnya, yang digunakan dalam pembangkit tenaga angin, penyimpanan hidrogen, dan baterai. Ia juga mendapatkan 97% lithium untuk baterai dari negara tersebut. China memiliki posisi dominan dalam memproses logam tanah jarang, dengan sekitar 60% litium dunia disuling di negara Asia timur tersebut. UE juga mendapatkan 80% panel surya dari China.

Industri Jerman harus menjadi "lebih tangguh" dan "lebih mandiri dari masing-masing negara," misalnya dalam hal baterai lithium, kata Kaellenius.

Baca Juga : Presiden Iran Tegaskan Negaranya Siap Gabung BRICS

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bulan lalu bahwa blok tersebut tidak dapat dipisahkan dari China, tetapi perlu mengurangi risiko dan "menyeimbangkan kembali" hubungan ekonominya.

Sumber: RT / 1 Mei 2023