RAKYATKU.COM, MAKASSAR-- Tingkat hunian selama bulan ramadhan dipastiakn anjlok, hal ini sudah sangat dipahami oleh pekerja hotel dan restoran, kegiatan-kegiatan pertemuan nyaris tidak ada dan kunjungan ke rumah makan berkurang sehingga tidak heran jika tingkat huni hanya berada di kisaran 20-25%.
Kondisi ini sudah menjadi siklus tahunan dan bukan sesuatu yg mengagetkan lagi akan tetapi yang sangat berbeda tahun ini bahwa buka puasa (bukber) yg menjadi target utama untuk mengisi kondisi yang sepi untuk membantu cash flow hotel dan restoran juga langsung sepi pasca anjuran pemerintah yang melarang pejabat dan aparatur pemerintah untuk lakukan buka puasa bersama di luar.
Anggiat sinaga selaku ketua PHRI Sulsel memberi penegasan kalau dengan alasan covid 19, rasanya kurang tepat karena jauh sebelumnya konser musik sekala besar-besaran sudah terselenggara dengan baik, kegiatan Nasional sudah berjalan normal tanpa ada efek covid.
Baca Juga : Kadis Pariwisata Kota Makassar Buka Wedding Expo 2023 di Claro Hotel Makassar
Pemerintah tidak berpikir efek negatif terkait kebijakan melarang buka puasa karena akan memberi multi flier effek terhadap kelangsungan usaha hotel dan restoran penyumbang PAD terbaik di setiap daerah, selain itu, pemerintah tidak berpikir dampak usaha UKM pemasuk bahan makanan ke hotel dan restoran juga akan mengurangi potensi omzet mereka karena sepi orderan dan hotel dan restoran.
Harapan kami, himbauan ini bisa segera di cabut agar pergerakan usaha bisa berjalan ditengah kondisi masih sepi karena buka puasa bersama sudah menjadi andalan untuk membantu cash flow hotel dan restoran.