BANTAENG -- Pakar Ekonomi Unhas, Prof DR Muhammad Idrus Taba menyebut laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng yang menyentuh angka 15,45 persen adalah sebuah hal yang luar biasa. Dia bahkan menyebut, laju pertumbuhan setinggi ini adalah yang pertama kalinya terjadi di Sulawesi Selatan.
"Sepanjang yang pernah saya amati, tidak ada daerah di Sulsel yang pernah mencapai laju pertumbuhan setinggi ini di Sulsel," kata dia, pada Rabu (1/3/2023).
Dia mengatakan, jika berkaca pada pertumbuhan ekonomi nasional yang tertinggi pernah mencapai angka tujuh persen. Pertumbuhan pada tujuh persen ini terjadi saat zaman pemerintahan Presiden RI, Soeharto.
Baca Juga : Ilham-Kanita Unggul Telak di Debat Pertama Pilkada Bantaeng
"Kalau di tingkat Kabupaten itu, saya rasa Makassar pernah mencapai angka hampir 11 persen. Itupun sudah dianggap miracle (keajaiban), waktu itu. Kalau 15 persen ini, memang mengagetkan saya," kata dia.
Berdasarkan catatan, pertumbuhan ekonomi tertinggi di kabupaten di Sulsel terjadi di Luwu Timur pada 2010 lalu yaitu sebesar 13,19 persen. Capaian ini terjadi berkat industri pertambangan yang ada di Sorowako. Selain Luwu Timur, Kota Makassar pernah mencapai angka tertinggi laju pertumbuhan ekonomi sebesar 10,52 persen pada 2009 silam. Kabupaten Maros pada 2011 silam juga menyentuh 11,24 persen.
Idrus mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi yang menyentuh angka 15,45 persen di era kepemimpinan Ilham Azikin, memang sangat luar biasa. Dia menyebut, laju pertumbuhan ini menandakan Bantaeng menjadi daerah dengan pemulihan ekonomi yang sangat pesat setelah pandemi Covid-19.
Baca Juga : Ilham Azikin Paparkan Program Kuliah Gratis ke Gen Z Bantaeng
"Kalau 2021 itu sampai di angka di atas 8 persen. Dalam waktu satu tahun bisa menyentuh 15,45 persen. Ini tinggi sekali. Apa yang terjadi di Bantaeng ini, perlu kaji oleh akademisi," kata dia.
Idrus menyebut, petumbuhan ekonomi di Bantaeng ini perlu dianalisis oleh para ahli. Apakah laju pertumbuhan ini terjadi karena ada stimulan ekonomi yang terjadi atau apakah karena memang ada hal lain yang mempengaruhinya.
"Saya hanya bisa memberikan tanggapan hipotetik. Bukan mengaanlisis. Saya coba melihatnya dari pendekatan berfikir ekonomi," kata dia.
Baca Juga : Tetangga Sahabuddin Deklarasikan Dukungan ke Ilham Azikin-Kanita
Dia mengaku, yang terjadi di Bantaeng ini cukup unik. Dimana Bantaeng bukanlah daerah tambang yang bisa sejajar dengan daerah-daerah tambang lainnya di Indonesia.
Secara teori, kata dia, ada tiga hal yang bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dia menyebut, pertama adalah jika daerah itu adalah daerah pertambangan. Teori kedua adalah jika di daerah itu ada industri pengolahan dengan skala besar. Dan yang terakhir, adalah adanya investasi besar yang masuk ke daerah.
"Tetapi investasi ini adalah investasi di sektor riil, bukan investasi saham," kata dia.
Baca Juga : Ilham - Kanita Dapat Nomor Urut Dua: Simbol Keseimbangan
Idrus Taba juga merekomendasikan kepada pemerintah Kabupaten Bantaeng untuk menggiatkan Usaha Kecil Mikro (UKM) yang memberikan support industri pertambangan. Dia menyebut, salah satunya adalah dengan memberikan support terhadap industri-industri skala nasional yang ada.
"Sebaiknya mulai tumbuhkan juga industri-industri kecil, dimana rakyat yang berdaya. Tumbuhkan home industri, yang bisa memberi support kepada industri yang besar," kata dia.
Ahli Statistik, BPS Sulsel, Asep Yahya Mawali mengutarakan, pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk Bantaeng tentu menjadi hal positif untuk daerah tersebut. Secara matematis, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat terjadi kapan pun, baik saat terjadi ekspansi usaha besar di daerah tersebut.
Baca Juga : Karaeng Joni Dukung Ilham Azikin di Pilkada Bantaeng
"Namun perlu digaris bawahi, biasanya angka pertumbuhan ekonomi tersebut kedepannya akan kembali pada angka normal saat suatu produksi usaha (besar) tadi telah pada titik normal kapasitas usahanya (tidak terjadi ekspansi lagi)," ucapnya.
Ia membeberkan, salah satu pemicu laju pertumbuhan ekonomi yang saat ini juga melejit yaitu pada bidang usaha UMKM hampir diseluruh Wilayah Sulsel.
"Selain industri ferro nikel juga, perlu kami sebutkan bahwa Sektor industri industri rumahan/UMKM utamanya industri makanan minum sedang menggeliat juga di Bantaeng atau di Sulsel juga secara umum," kata dia.
Diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) Bantaeng melansir, pertumbuhan ekonomi pada 2022 menembus 15,45 persen. Angka ini memecahkan rekor sebelumnya pada 2019 silam yaitu 10,75 persen.
Pelaksana Tugas Kepala BPS Bantaeng, Mushawwir Arman mengatakan, laju pertumbuhan ekonomi Bantaeng ini adalah rekor baru. Angka tertinggi sebelumnya mencapai 10,75 persen yang dirilis pada 2020 silam.
Ini kali kedua berturut-turut Bantaeng berada di urutan pertama laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulsel. Pada 2021, laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bantaeng berada di angka 8,86 persen.
"Pertumbuhan yang mencapai 15,45 persen ini adalah yang pertama kalinya terjadi di Bantaeng. Belum pernah terjadi sebelumnya," jelas Mushawwir Arman yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa, 28 Februari 2023.
Dia mengatakan, berkat pertumbuan ekonomi yang menembus angka 15,45 persen ini, Bantaeng menjadi daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulsel. Bantaeng bahkan melewati pertumbuhan ekonomi provinsi Sulsel (5,09 persen) dan pertumbuhan ekonomi nasional (5,31 persen).
Mushawwir menambahkan, secara nasional, pertumbuhan ekonomi Bantaeng berada pada urutan ke enam jika dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Uniknya, lima daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia didominasi daerah-daerah yang memiliki tambang. Kelima daerah itu adalah Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Morowali Utara, Morowali, dan Sumbawa Barat.
"Ini semua daerah tambang. Hanya Bantaeng yang tidak memiliki tambang," jelas dia.