RAKYATKU.COM - Ribuan orang berkumpul di ibu kota Denmark, Kopenhagen, pada Minggu (5/2) untuk. Mereka memrotes rancangan undang-undang yang diajukan pemerintah untuk membatalkan hari libur umum guna membantu membiayai peningkatan belanja di sektor pertahanan.
Unjuk rasa itu diselenggarakan oleh serikat pekerja terbesar di negara itu yang menentang penghapusan Hari Doa Agung, hari raya umat Kristiani yang jatuh hari Jumat keempat setelah Paskah.
Hari libur umum itu telah berlangsung sejak tahun 1686.
Baca Juga : Presiden Ukraina Zelensky Akan Hadiri KTT G7 di Hiroshima
Sedikitnya 50.000 orang ikut serta dalam aksi tersebut sehingga menjadikan aksi itu sebagai demonstrasi terbesar di Denmark dalam lebih dari 10 tahun.
Polisi setempat tidak memberi taksiran jumlah massa sebanyak itu.
Penghapusan hari libur itu diusulkan pada Desember lalu untuk membantu meningkatkan pendapatan pajak bagi belanja di sektor pertahanan yang lebih besar setelah perang Rusia di Ukraina meletus.
Baca Juga : Rusia Indikasikan Tarik Diri Dari Perjanjian Senjata Eropa
Rancangan undang-undang itu juga merupakan bagian dari program reformasi besar-besaran pemerintah Denmark yang baru dibentuk yang bertujuan mengatasi tantangan terhadap model kesejahteraan sosial Denmark.
Pemerintah mengusulkan untuk memajukan target peningkatan jumlah pengeluaran di sektor pertahanan menjadi tiga tahun lebih awal pada 2030. Target tersebut adalah jumlah pengeluaran yang sebanding dengan biaya pengeluaran anggota NATO sebesar 2 persen dari PDB.
Pemerintah mengatakan sebagian besar tambahan senilar 4,5 miliar krone Denmark (atau $654 juta) yang dibutuhkan untuk memenuhi target tersebut, bisa ditutup dengan pendapatan pajak lebih besar lewat penghapusan hari libur itu.
Baca Juga : Moskow Tak Peduli Pendapat Barat Tentang Rencana Pengerahan Nuklir Taktis di Belarusia
Sumber: voaindonesia.com