Senin, 30 Januari 2023 13:32
Foto ilustrasi yang menggambarkan figur tentara ditampilkan di depan bendera Rusia dan NATO. Foto diambil pada 13 Februari 2022. (Foto: Reuters/Dado Ruvic)
Editor : Syukur Nutu

RAKYATKU.COM - Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO menegaskan sangat siap untuk menghadapi konfrontasi langsung dengan Rusia.

 

Hal ini seperti diutarakan Ketua Komite Militer NATO, Rob Bauer.

Dalam sebuah wawancara dengan TV RTP Portugal, Bauer mengatakan bahwa pihak NATO sudah mempersiapkan hal ini dengan membentuk sejumlah kelompok pertempuran di sepanjang sayap timurnya.

Baca Juga : Tekanan Barat Mendekatkan Tiongkok dan Rusia

Ia memaparkan pakta pertahanan itu akan menambah lagi kekuatan di Slovakia, Hungaria, Rumania, dan Bulgaria.

 

"Saya pikir itu adalah pesan penting bagi Rusia, bahwa postur kita telah berubah, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita siap jika mereka memiliki ide untuk datang ke NATO," kata Bauer kepada media itu, dikutip Russia Today, Senin (30/1/2023).

Ia menegaskan aliansi itu akan sangat siap jika Rusia memutuskan untuk melewati garis merah yang telah ditentukan.

Baca Juga : Rusia: Pemimpin Kelompok Wagner Dipastikan Tewas dalam Kecelakaan Pesawat

"Ini adalah sinyal penting bagi Rusia bahwa kami siap jika mereka memutuskan untuk mengejar NATO. Ini adalah garis merah. Jika ada garis merah, maka Rusialah yang melintasi perbatasan kami," tambah laporan lainnya dari media Ukraina, Ukrainska Pravda.

Bauer melanjutkan dengan mengatakan bahwa selama beberapa dekade, banyak negara NATO mengira merekalah yang dapat memutuskan kapan dan di mana akan mengerahkan pasukan mereka.

Namun dengan situasi serangan Rusia ke Ukraina, Bauer menuturkan bahwa Moskow memiliki peranan besar untuk mendorong sikap militer aliansi itu.

Baca Juga : Putin Angkat Bicara Terkait Kecelakaan Pesawat yang Diduga Tewaskan Bos Wagner

"Fakta bahwa musuh Anda memiliki senjata yang lebih baik, itu bukan masalah musuh, itu masalah Anda," kata Jenderal Belanda itu.

"Barat dan Rusia sama-sama menghadapi kebutuhan untuk meningkatkan upaya pembuatan senjata dan peralatan. Negara-negara NATO membutuhkan untuk berdebat tentang prioritas produksi militer. Ini berarti berbicara tentang ekonomi masa perang, tetapi di masa damai."

Rusia sendiri menyerang Ukraina yang disebut dengan operasi militer khusus sejak Februari tahun lalu.

Baca Juga : Negara-negara BRICS Serukan Penolakan Standar Ganda Dalam Melindungi HAM

Sejumlah patron NATO seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Jerman telah memberikan dukungan persenjataan bagi Ukraina. Terbaru, Berlin dan Washington telah menjanjikan tank untuk militer Kyiv.

Sumber: cnbcindonesia.com