Jumat, 27 Januari 2023 20:23

OJK Laporkan Kinerja Lembaga Jasa Keuangan Sulsel Tumbuh 6,19 Persen

Lisa Emilda
Konten Redaksi Rakyatku.Com
OJK Laporkan Kinerja Lembaga Jasa Keuangan Sulsel Tumbuh 6,19 Persen

Aset Bank Umum Rp171,37 triliun dan aset BPR Rp3,16 triliun.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja lembaga jasa keuangan di wilayah Sulawesi Selatan hingga bulan Desember 2022 tumbuh positif. Hal ini di topang fungsi intermediasi yang tinggi dan disertai tingkat risiko yang aman.

Kepala OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua, Darwisman dalam rilis yang dikirim ke rakyatku.com mencatat total aset perbankan di Sulawesi Selatan hingga desember 2022 tumbuh 6,19 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp174,54 triliun, terdiri dari aset Bank Umum Rp171,37 triliun dan aset BPR Rp3,16 triliun. Berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional Rp161,83 triliun dan aset perbankan syariah Rp12,71 triliun. Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga pada level yang tinggi dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 119,08 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,51persen.

Dari Industri perbankan syariah juga terus menunjukkan pertumbuhan. Aset perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi yakni 9,58 persen yoy dengan nominal Rp12,71 triliun dan pertumbuhan pembiayaan syariah mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 16,59 persen yoy menjadi Rp10,47 triliun yang dimana pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit konvensional yang tumbuh sebesar 6,94 persen yoy. Penghimpunan DPK perbankan syariah mencatat pertumbuhan 7,09 persen yoy dengan nominal Rp8,60 triliun, lebih tinggi dibanding pertumbuhan DPK perbankan konvensional 2,02% yoy dengan nominal Rp108,40 triliun.

Baca Juga : OJK Sulampua Gelar Fin Expo BIK 2023, Usung Tema Akses Keuangan Merata Keluarga Sejahtera

Sedangkan dari Industri BPR juga tetap tumbuh berkelanjutan. Aset BPR tumbuh 4,65 persen yoy menjadi Rp3,16 triliun, dengan penghimpunan DPK yang tumbuh 1,27 persen yoy menjadi Rp2,08 triliun, dan dari sisi penyaluran kredit tumbuh 2,60 persen yoy menjadi Rp2,56 triliun. Pertumbuhan kredit Bank tumbuh lebih tinggi dibandingkan Penghimpunan DPK Penyaluran kredit perbankan tercatat tumbuh 7,56 persen yoy menjadi Rp139,29 triliun, terdiri dari kredit produktif Rp75,78 triliun dan kredit konsumsi Rp63,51 triliun. Berdasarkan sektor lapangan usaha, pertumbuhan kredit dengan share tertinggi yakni sektor perdagangan 26,09 persen (5,44persen yoy), sektor petanian, perburuan dan kehutanan 7,84 persen (28,63 persenyoy), dan industri pengolahan 4,42 persen (14,73 persen yoy).

Adapun pada sektor bukan lapangan usaha, kredit untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya dan untuk pemilikan rumah tinggal tumbuh masing-masing 4,32 persen yoy dan 4,93 persen yoy dengan share masing-masing 18,58 persen dan 14,13 persen. Adapun penghimpunan DPK tumbuh 2,37 persen dengan nominal Rp116,99 triliun, terdiri dari giro Rp17,79 triliun, tabungan Rp72,44 triliun, dan deposito Rp26,76 triliun.

NPL perbankan Sulsel terjaga di level aman 2,51 persen. Berdasarkan jenis bank, NPL bank umum sebesar 2,50 persen, sedangkan NPL BPR sebesar 3,33 persen. Realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh 10,66 persen yoy menjadi Rp55,09 triliun. Pertumbuhan tertinggi terdapat pada kredit usaha mikro 37,86 persen yoy menjadi Rp25,58 triliun. Adapun kredit usaha kecil mengalami kontraksi sebesar 5,15 persen yoy menjadi Rp19,19 triliun dan penyaluran kredit usaha mikro menengah juga mengalami kontraksi sebesar 6,18 persen yoy yakni menjadi 10,31 triliun.

Baca Juga : Dorong Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, OJK Siap Masuk ke Lorong Wisata

Kredit Restrukturisasi Perbankan menunjukkan trend yang menurun.

Tren kredit restrukturisasi menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Total kredit restrukturisasi Bank Umum posisi Desember 2022 sebesar Rp17,58 triliun, turun sebesar Rp6,84 triliun atau mengalami penurunan 28,00% secara yoy jika dibandingkan posisi Desember 2021. Penurunan kredit restrukturisasi sebagian besar terjadi di hampir seluruh sektor ekonomi. Hal ini menunjukkan pemulihan perekonomian wilayah Sulawesi Selatan semakin membaik.

Kinerja Industri Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank

Baca Juga : OJK Regional VI Laporkan Kinerja Jasa Keuangan Tumbuh Positif

Perkembangan industri pasar modal posisi Desember memperlihatkan pertumbuhan yang cukup tinggi di masa pandemi ini. Hal ini terlihat pada peningkatan inklusi masyarakat di Sulsel yang mencapai 49,68 persen secara yoy atau menjadi sebesar 306.231 rekening akan produk pasar modal seperti saham, reksadana dan Surat Berharga Negara (SBN). Selain itu nilai transaksi saham sampai dengan Desember 2022 sebesar Rp25,27 triliun.

Perkembangan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Sulawesi Selatan posisi November 2022 tetap menunjukkan kinerja positif di tengah pemulihan ekonomi sebagai dampak pandemi. Kinerja dana pensiun mampu tumbuh positif, tercermin dari total aset tumbuh 6,28 persen yoy menjadi Rp 1,25 triliun. Begitu pula dengan piutang yang disalurkan oleh Perusahaan Pembiayaan yang juga tumbuh 18,60 persen yoy menjadi Rp15,27 triliun. Jamkrida Sulsel juga mencatatkan pertumbuhan yang tinggi untuk aset sebesar 24,20 persen secara yoy menjadi 76,43 miliar. Total pinjaman perusahaan pergadaian mencatatkan pertumbuhan sebesars 9,74 persen yoy menjadi 4,73 triliun.

Pengaduan konsumen dan pelayanan informasi debitur

Baca Juga : Waspada! Investasi Bodong Semakin Menggeliat Jelang Pembayaran THR

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi perlindungan konsumen, Otoritas Jasa Keuangan Kantor Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua pada tahun 2022 telah memfasilitasi dan menindaklanjuti seluruh pengaduan yang diterima, baik melalui surat tertulis, kontak 157, dan melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) sebanyak573 pengaduan. Kategori permasalahan yang diterima selama tahun 2022 di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat didominasi oleh pengaduan disektor perbankan (342 pengaduan) dan perusahaan pembiayaan/leasing (158 pengaduan). Adapun detail permasalahan didominasi mengenai restrukturisasi kredit, keringanan pelunasan dan keberatan lelang agunan. Tingkat penyelesaian pengaduan nasabah mencapai 91,97 persen atau sebanyak 527 pengaduan telah diselesaikan dan sebanyak 46 pengaduan dalam proses penyelesaian.

OJK berkomitmen untuk terus memperkuat upaya perlindungan konsumen sektor jasa keuangan melalui peningkatan kualitas layanan pengaduan kontak 157 atau melalui whatsapp 081-157-157-157, pengajuan tertulis dan optimalisasi APPK. Selain melakukan fasilitasi pengaduan, OJK juga memfasilitasi permohonan informasi debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang dilakukan secara daring (www.idebku.ojk.go.id) dan tatap muka terbatas dengan mengedepankan protokol kesehatan. Selama tahun 2022, sebanyak 5.267 permintaan informasi debitur telah dilayani Kantor OJK Regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua.(*)

#OJK Sulampua #Kinerja Lembaga Keuangan 2022 Tumbuh