RAKYATKU.COM, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’ruf Amin, mengungkapkan inflasi di Indonesia masih berada pada batas terkendali. Pada Desember lalu, inflasi Indonesia bisa dikendalikan pada angka 5,51 persen.
Wapres Ma’ruf pun mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Di bawah kepemimpinannya, ketersediaan pangan terjaga.
“Saya memberikan apresiasi kepada Menteri Pertanian. Indonesia bisa menjaga produktivitas pangan nasional di saat tantangan yang begitu besar,” ujar Wapres Ma’ruf saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2023, di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (25/01/2023).
Menurutnya, tantangan penyediaan pangan ke depan makin berat. Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya berakhir, sekarang dunia dihadapkan pada tantangan dampak perubahan iklim dan iklim ekstrim yang sangat sulit diprediksi. Selain itu, tekanan geopolitik dunia turut menyebabkan harga pangan makin mahal dan menyebabkan terjadinya krisis pangan global.
Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone
“Beban pertanian kita sangat berat. Kita harus bisa menyediakan pangan untuk lebih dari 275 juta jiwa. Stabilitas produksi dan harga pangan menjadi kritikal dan harus terus dijaga,” jelasnya.
Untuk itu, Wapres Ma’ruf meminta semua kalangan untuk bekerja sama demi meningkatkan produktivitas pangan nasional. Dengan kerja sama semua pihak, kata dia, masalah produksi bisa diatasi. Dirinya meminta Kementerian Pertanian (Kementan) RI untuk membuat terobosan demi peningkatan produktivitas pangan.
"Sektor pertanian menjadi salah satu sektor unggulan kita untuk mengantisipasi krisis dan juga mengendalikan inflasi. Jadi, pemenuhan kebutuhan pangan menjadi sebuah keniscayaan,” ujarnya.
Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel
Indonesia, disebut Wapres Ma’ruf, bahkan mendapatkan penghargaan dari Lembaga Penelitian Padi Internasional (International Rice Research Institute/IRRI) atas keberhasilannya membangun sistem pertanian dan pangan Indonesia yang tangguh terhadap berbagai tantangan serta pencapaian swasembada beras selama 2019-2021.
Ke depannya, Wapres Ma’ruf meminta Kementan terus memperkuat diversifikasi pangan. Upaya meningkatkan dan memperluas diversifikasi pangan lokal harus digarap dengan baik untuk mengurangi ketergantungan beras.
“Masyarakat masih tergantung pada beras. Konsumsi beras harus kita turunkan dari 92 kilogram menjadi 85 kilogram per kapita per tahun,” tegasnya.
Wapres Ma’ruf pun menyambut positif upaya Kementan yang terus berupaya memperkuat sektor pertanian sebagai pengendali inflasi dalam menghadapi krisis pangan dunia.
”Saya meminta Kementan harus mampu mengidentifikasi komoditas pangan yang akan difokus untuk dikembangkan dalam menghadapi krisis pangan dunia khususnya dalam pengendalian inflasi , termasuk target produksi dan juga lokasi dimana saja,” tutur Wapres Ma’ruf.
Baca Juga : OJK dan MUI Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Dorong Penguatan Sektor Keuangan Syariah
Mentan SYL mengamini pernyataan Wapres Ma’ruf. Menurutnya, tantangan pangan makin berat ke depannya. Namun, dirinya memastikan pihaknya akan terus memaksimalkan peningkatan produksi pangan.
“Apa pun yang terjadi besok, Indonesia tidak boleh bersoal karena masih tersedianya pangan buat rakyat. Kami tidak bisa main-main dengan kepentingan rakyat,” sebut Mentan SYL.
Dalam upaya menghadapi potensi krisis pangan global, Kementan akan tetap menjalankan program-program peningkatan produksi pangan yang selama ini telah berjalan dengan baik, sekaligus memberikan perhatian serius pada sejumlah program.