RAKYATKU.COM - Pada Sabtu (7/1/2023), orang-orang berkumpul untuk menggelar protes anti-pemerintah di Tel Aviv, Israel
Aksi protes itu terjadi setelah Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu pada bulan lalu berhasil membentuk apa yang disebut banyak pihak sebagai "pemerintahan koalisi paling kanan dalam sejarah Israel."
Menurut penyelenggara protes, "Israel sedang mengalami perubahan rezim yang mencakup penghapusan dasar-dasar demokrasi liberal."
Baca Juga : Iran Berjanji Balas Pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel
Pada awal pekan ini, Menteri Kehakiman baru Israel Yariv Levin meluncurkan paket reformasi yang, antara lain, mencakup izin parlemen untuk mengesampingkan keputusan Mahkamah Agung (MA).
Sebagaimana diketahui, pada akhir tahun lalu, Netanyahu terpilih sebagai perdana menteri negara itu untuk ketiga kalinya setelah blok sayap kanannya mengamankan 64 kursi di parlemen dengan 120 kursi, Knesset.
Ketegangan politik tampaknya akan meningkat Israel selama pemerintahan baru Netanyahu, baik secara internal atau dalam menghadapi kelompok pejuang Palestina.
Baca Juga : Korban Tewas di Palestina Tembus 14 Ribu Orang, 5.600 Anak-anak
sumber: Sindonews.com